Laman

Selasa, 14 Juli 2020

KUNJUNGAN UTUSAN SURGAWI Bab 8 - Roland H Buck - DOSA ANDA SUDAH DITUTUPI (PENDAMAIAN)



DOSA ANDA SUDAH DITUTUPI (PENDAMAIAN)

Saya duduk berpangku di kursi ... tidak bisa bergerak ...
Cahaya surgawi yang bersinar dari wajah Musa setelah empat puluh hari bersama Tuhan, cahaya yang sama itu, namun seratus kali ganda sinarnya terpancar dari Gabriel dan meliputi diri saya ...

Kata-kata dan jamahannya mengembalikan kekuatan saya.

Saya menangis ... dan andapun akan menangis, bila menemukan keindahan berita yang dibawanya langsung dari hati Allah yang penuh kemurahan!


Bab 8

Dosa Anda Sudah Ditutupi
(Pendamaian)


Berita pendamaian adalah berita yang sangat berkuasa dan membebaskan orang Kristen. Itulah berita yang tercakup dalam rencana Allah yang dibentangkan untuk sekarang ini. Berita itu untuk setiap manusia yang hidup di dunia atau yang hidup sebelum hari Tuhan tiba. Kata yang diterjemahkan "pendamaian" dalam bahasa aslinya berarti menutupi (Ibrani, kaphar, menutupi, membatalkan, kata Gerika katallage, penukaran, pendamaian).
Gabriel menunjukkan pada saya bagaimana menggambar bagian yang menerangkan penting dan fungsinya pendamaian.

Berita rangkap tiga ini memberitahukan tentang kekudusan Allah kepada mereka yang hidup bagi Allah, kepada mereka yang lalai, dan kepada orang yang belum percaya. Berita ini begitu penting, sehingga tercantum dalam setiap perkunjungan malaikat. Berita itu adalah titik pusat semua sejarah dan dimaksudkan, bagi sekalian manusia - itulah pusat rencana Allah untuk penebusan umat manusia. Itulah landasan peluncuran menuju kekekalan.

Urgensi dan pentingnya berita ini demikian berarti, sehingga saya merasa ditantang Allah untuk mengatakan kepada anda agar berita itu dimasukkan dalam hati dan pikiran anda, dan membicarakannya kepada orang-orang di mana saja. Biarlah manusia mengetahui apa yang telah dilakukan Yesus dan apa yang dapat dilakukan-Nya.


Di tengah-tengah bagan itu terdapat sebuah lengkungan, mirip lengkungan pelangi. Lengkungan yang ada di atas kita itu adalah pendamaian penutup, darah Kristus. Di atas lengkungan pendamaian adalah Allah dan caranya Ia memandang kita. Di bawah lengkungan adalah manusia dan caranya ia memandang kita. Manusia memandang kita penuh dengan dosa, kesalahan, dan kegagalan; tetapi Allah memandang melalui penutup itu, perdamaian itu, dan melihat kekudusan dan bukannya dosa, karena Dia telah menyelesaikan masalah dosa.
Bukannya kesalahan yang dilihat Allah, melainkan keadaan yang tak bernoda. Bukannya kegagalan yang dilihat-Nya, melainkan keadaan tidak bercela. Dia tidak melihat sesuatu yang patut dimarahi, ditegur, atau bahkan dicela (Kolose 1:22).

Karena kodrat-Nya, maka Allah tidak sabar melihat dosa. Dari segi Allah harus ada kesempurnaan sebelum Ia dapat menerima kita. Dari sudut pandangan dunia, kita mencari jalan keluar agar terlepas dari dosa dengan usaha kita sendiri, tetapi Allah memberi pandangan yang baru sama sekali tentang kekudusan.

Kekudusan mirip dengan kemuliaan Allah. Kekudusan bersinar dari kepribadian dan kehadiran-Nya. Tidak adanya dosa adalah akibat kekudussan, dan bukan kekudusan itu sendiri. Sebenarnya kekudusan adalah sifat dan kodrat Allah.

ALLAH ITU KUDUS!
Allah berbicara mengenai jalan kekudusan yang mencapai bumi ini. Karena anugerah, yaitu kebaikan Allah yang tak layak kita terima, manusia mendekati Allah pada jalan itu. Yesus adalah kekudusan Allah yang disampaikan kepada kita. Dia menyediakan jalan karena Dialah jalan itu! Kita diterima oleh Allah karena Yesus kudus, dan kemudian kita ditutupi dengan kebenaran, sehingga ALLAH MEMANDANG KITA SEBAGAIMANA DIA MEMANDANG YESUS!

Di bawah lengkung pendamaian (lihat bagan) kita lihat cara pandangan manusia. Manusia melihat dosa kita, kesalahan dan kegagalan kita dari sebelah bawah dan kita dituduh oleh Iblis maupun manusia. Allah menginginkan kita memandang orang-orang di sekeliling kita seperti Dia memandang mereka. Untuk melakukan hal ini, Dia telah memberikan kepada kita firman-Nya, Roh-Nya dan darah Putranya, Yesus!

Sama seperti Allah tak akan membiarkan dosa, demikian pula Dia tidak akan membiarkan kesalahan. Ketika seekor anak domba dikurbankan di bawah hukum yang lama, anak domba itu tidak saja harus sempurna, tanpa noda atau kekurangan, tetapi imam yang melaksanakan persembahan korban itu harus tidak bercela, agar dapat berfungsi sebagai imam; bahkan diseluruh tubuhnya tidak boleh terdapat tahi lalat pun. Allah adalah Allah kesempurnaan.

Allah memberi hukum yang keras dan tepat kepada Harun, imam besar itu, tentang bagaimana dia harus mempersembahkan korban binatang bagi perdamaian umat pilihan Allah, yaitu bangsa Israel. Allah memperkenankan saya menyaksikan imam zaman Perjanjian Lama ketika ia memasuki kemah suci dengan kurban untuk dosa umatnya, sehingga mereka dapat ditutupi setahun lagi. Dahulu tafsiran saya mengenai ayat ini ialah bahwa iman itu sudah siap untuk memasuki tempat mahakudus di belakang tirai, karena dia telah melaksanakan semua hal yang betul sebelum memasukinya; dia telah mencapai kesempurnaan penuh dengan jalan mengikuti semua peraturan Allah. Saya selamanya merasa bahwa persiapan seperti itu sudah cukup. Tetapi Allah menerangkan kepada saya, bahwa saya belum mencapai pengertian penuh tentang tujuan upacara-upacara tersebut.

Harun, imam besar dan para penggantinya, pergi ke suatu tempat tertentu dalam upacara kurban sebelum menyelesaikan persiapan mereka untuk memasuki tempat mahakudus di belakang tirai. Tempat tersebut dinamakan tempat mahakudus, karena kekudusan ruang dalam dari kemah suci ini. Tabut perjanjian, dengan tutup pendamaian, diletakkan di belakang tirai di tempat mahakudus. Allah berfirman, "Karena Aku sendiri akan hadir di dalam awan di atas tutup pendamaian itu."
Satu-satunya orang di atas bumi ini yang dapat dikatakan sama sekali benar, dan siap sedia, hanyalah imam besar.

Allah memperkenankan saya melihat pemandangan ini seperti suatu panorama hidup. Saya melihat Harun, imam besar, maksud dengan membawa seekor lembu jantan muda yang harus disembelih bagi penyucian imam ini. Darah anak lembu itu harus dipercikkan kepada Harun dan semua benda dalam ruangan yang dimasukinya itu. Tetapi dia tidak bisa memulai pekerjaannya di tempat mahakudus sebelum hal lain terjadi!
Dia diperintahkan untuk mengambil segenggam dupa yang sudah ditumbuk sampai halus. Ini melambangkan pukulan dengan cemeti yang diderita Yesus bagi kita. Kemudian Harun mengambil sedikit bara api dari perapian, lalu memasuki tempat yang mahakudus dan dengan cepat memasukkan dupa segenggam itu dalam api. Dengan segera asap akan mengepul naik dari ukupan itu dan menutupi tutup pendamaian di atas tabut perjanjian. Harun diliputi awan asap dupa yang bau harum, yang mencapai dan menyenangkan Allah. Kemudian ketika Allah melihat ke bawah, Dia melihat Harun melalui awan itu yang melambangkan Yesus Kristus dan penderitaan-Nya. Hanya dengan tindakan inilah Harun dapat menyelamatkan nyawanya sendiri.

Nyawa Harun selamat, karena suatu kurban pengganti yang menerima sambaran murka Allah. Harapannya untuk diterima Allah bertumpu pada apa yang dilambangkan oleh ukupan itu, yaitu Yesus! Harun ditutupi karena api hukuman menyambar penggantinya dan Israel diberi 1 tahun penangguhan hukuman lagi.

Yesus, Putra Allah yang tak berdosa, masuk sebagai Imam besar karena dosa seisi dunia, tanpa membawa korban pendamaian bagi diri-Nya sendiri. Tangan-tangan-Nya hampa! Dia tidak mempunyai penutup! Murka Allah dialihkan dari manusia, dan Yesus menerima pukulan hukuman Allah atas diri-Nya.

Asap membumbung dari dupa yang dibakar itu yang mewakilkan Yesus, yang menyebar luas ke seluruh dunia. Asap itu ditelusuri sepanjang sejarah sampai ke pada permulaan umat manusia. Ia juga bergerak ke depan dari Golgota ke hari kedatangan-Nya kembali! Ketika asap itu tersebar melalui waktu, maka ia menutupi sekalian manusia sepanjang masa yang telah percaya akan penutup kekal ini, pengorbanan Yesus oleh Allah!
Setelah melihat panorama kebenaran yang indah ini,  Gabriel mengatakan jika saya mau membaca tentang hal itu, saya dapat menemukannya dalam Imamat 16:6,11-12. Kemudian dia mengatakan bahwa saya dapat membaca tentang apa yang terjadi pada orang banyak itu setelah Harun mempersembahkan kurban. Darah seekor kambing itu (juga melambangkan Yesus) yang merupakan kurban karena dosa umat itu, harus dibawa masuk ke belakang tirai dan  dipercikkan pada tutup pendamaian dan didepannya. Dengan demikian tertutuplah hukum-hukum yang telah dilanggar, yaitu dosa-dosa manusia, yang terdapat dalam tabut perjanjian.

Setelah upacara Pendamaian selesai, kambing jantan yang hidup itu harus dibawa masuk. Harun meletakkan kedua tangannya di atas kepala kambing hidup itu dan mengakui semua dosa umatnya di atasnya. Kemudian dia menghalau kambing itu dengan semua dosa itu ke padang gurun yang tak dihuni orang. Inilah kambing "korban penghapusan dosa" dan dia mengangkut semua dosa bangsa itu. HSetelah mula-mula menutupi dosa umat itu supaya Dia dapat menerima mereka, maka Allah menghilangkan semua bukti dosa.

Allah ingin agar kita mengetahui bahwa ketika Dia menutupi dosa kita, Dia tidak akan meninggalkan setumpuk dosa yang membusuk di bawah penutup itu.
Mula-mula Dia menutupinya sehingga Dia dapat menerima kita, kemudian Dia membawanya pergi ke suatu tempat yang tak akan bisa ditemukan lagi. Dosa kita bukan saja ditutupi, melainkan disingkirkan sejauh timur dari barat (Mazmur 103:12).

Karena pengorbanan Yesus, yang merupakan korban pendamaian bagi dosa kita, Allah dapat melihat ke bawah kepada kita dan atas semua hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dosa kita tersembunyi dari-Nya. Demikianlah cara-Nya Ia menyediakan bagi penerimaan kita dalam tepat yang mahakudus, di mana Dia hadir dalam awan yang di atas tutup pendamaian itu.

Ketika Allah memberi pandangan panorama kepada saya tentang pendamaian atau penutup ini, Gabriel membawa berita dari hati Allah, serta memberitahukan bahwa sebagai orang Kristen kita dapat merasa sentosa dalam pengetahuan yang indah ini, bahwa dia memelihara semua hal dalam kerajaan-Nya dan bahwa orang percaya tak perlu merasa tertekan setelah mereka mengerti kedudukan mereka dalam Allah.
Dia mengatakan bahwa ketika Allah menengok ke bawah dan melihat iman kita kepada Yesus dan pengorbanan-Ny,i Dia melihat kita sebagaimana Dia melihat Yesus! Kita diterima dalam darah itu dan diselimuti diselimuti dalam kasih-Nya. Dia menyuruh saya membaca Efesus 1:4,5 dan mengatakan bahwa maksud Allah ialah agar manusia kudus dan tak bercela di pemandangan-Nya.
"Lama sebelum Allah menciptakan dunia, Allah memilih kita untuk menjadi milik-Nya sendiri karena apa yang akan dilakukan Kristus bagi kita. Ia memutuskan untuk menjadikan kita kudus dalam pandangan-Nya, tanpa satu kesalahan pun - kita yang berdiri di hadapan-Nya di dalam kasih-Nya" (Efesus 1:4-5, FAYH). Haleluya!

Allah telah memberi Firman dan Roh Kudus-Nya kepada kita, karena Dia ingin dunia melihat kita sebagaimana Dia melihat kita, yaitu kelihatan seperti Yesus.

Dalam Titus 2:11 tertulis, "Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata." Tidak semua orang yang menerima keselamatan, tetapi persediaan keselamatan itu telah dikerjakan. Di dalamnya terdapat berita pembenaran, berita ketiadaan dosa, yang diarahkan ke atas yaitu kepada Allah; tetapi ada juga berita yang diarahkan ke bawah, "Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini" (Titus 2:12).

Kemudian Gabriel memperingatkan saya karena sekarang ini kita sudah dibenarkan, kita sudah diterima oleh Allah, jadi semua hal lain yang kita lakukan dengan usaha kita sendiri dan prestasi rohani kita bukan dimaksudkan agar kita diterima Allah, tetapi supaya manusia melihat persamaan Allah dalam diri kita. "Itulah yang baik dan berguna bagi manusia" (Titus 3:8). Mereka perlu melihat Yesus dalam diri kita, seperti yang dilihat Allah, dengan demikian kita benar-benar memperluas keindahan Kristus!

Dia memberi saya satu nas dalam kolose 1:21,22, dimana Allah telah meringkaskan pesan ini dalam sebuah ayat pendek, seperti yang ditunjukkan-Nya pada bagan pendamaian itu. "Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat DIHADAPANNYA." Lihat lah kembali bagan pendamaian itu dari segi pandangan Allah. Lalu Allah mencatat ketentuan-ketentuan bagi keadaan demikian DI HADAPANNYA. Kolose 1:23, "Sebab itu kamu harus bertekun dalam IMAN (kepada penutup-Nya), tetap teguh dan tidak bergoncang (yakin) dan jangan mau digeser dari PENGHARAPAN INJIL (Kabar baik ini) ..."

"Sebab dari permulaan sekali Allah memutuskan bahwa mereka yang datang kepada-Nya - dan Ia sudah mengetahui siapa yang akan datang kepada-Nya - harus menjadi seperti anak-Nya, sehingga Anak-Nya menjadi yang Sulung dengan banyak saudara. Sesudah memilih kita, Ia memanggil kita untuk datang kepada-Nya.
Pada waktu kita datang, Ia menyatakan kita 'tidak bersalah', memenuhi kita dengan kebaikan Kristus, memulihkan hubungan baik antara kita dan diri-Nya sendiri, dan menjanjikan kemuliaan-Nya kepada kita" (Roma 8:29,30, FAYH).

Maksudnya dalam ayat-ayat ini ialah bahwa Dia akan memancarkan kepada kita suasana surga dan memberi kita mencicipi sedikit keadaan yang akan kita alami di surga. Itulah sebabnya orang-orang percaya gembira.
Tuhan benar-benar telah memberikan kita merasa sedikit dari apa yang disediakan-Nya bagi kita, karena Dia telah menjanjikan kemuliaan-Nya kepada kita.

Siapa yang  berani mendakwa kita yang telah dipilih Allah menjadi milik-Nya? Apakah Allah akan mendakwa kita? Tidak! Dialah yang telah mengampuni kita dan memulihkan hubungan baik antara kita dan diri-Nya sendiri. Jadi siapakah yang akan menghukum kita? Kristus kah? Tidak! Sebab Dialah yang mati bagi kita dan hidup lagi bagi kita dan duduk di tempat kehormatan tertinggi di sebelah Allah, dan menjadi Pembela kita di surga. Siapakah yang akan dapat memisahkan kasih Kristus dari kita?
Bila kita mendapat kesukaran atau bencana, bila kita dikejar-kejar atau dibinasakan, apakah itu terjadi karena Ia tidak lagi mengasih kita? Dan bila kita lapar, tidak berduit atau dalam bahaya, atau diancam kematian, apakah Allah telah meninggalkan kita?
Tidak ... Namun demikian, kemenangan yang gemilang akan kita miliki melalui Kristus, yang sangat mengasihi kita sehingga rela mati bagi kita" (Roma 8:33-37 FAYH).

Karena kasih-Nya yang besar, Allah tidak mau dan tidak akan menghukum kita. Dalam kata-kata-Nya sendiri Yesus mengatakan dalam Yohanes 3-16,17. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia."

Banyak orang menyangka bahwa Yesus datang untuk menghakimi mereka, tetapi kebenarannya ialah, "Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah" (Yohanes 3:18). Dalam ayat ini Allah berkata bahwa dunia ini telah tersesat, yang memerlukan jalan keluar. Tujuan-Nya mengirim Yesus, adalah menyediakan jalan bagi kita untuk menghadap ke hadirat Allah dan melenyapkan awan hukuman.

Malaikat-malaikat yang agung dari surga berada di sekeliling kita untuk menjaga dan menopang kita, agar jangan kita tergelincir (Lihat Mazmur 91:11,12). Allah tidak menyelamatkan kita untuk menghukum kita, melainkan untuk memberi hidup. Rencana-Nya ialah memulihkan kita kepada tempat persahabatan dan kemudian mempersatukan kita dengan-Nya. Inilah rencana Allah, Haleluya!

Karena kita milik-Nya, darah pendamaian itu senantiasa mengalir untuk menyucikan kita selalu. Kita tidak hanya disucikan dengan pengakuan lisan saja, karena bibir kita dapat mengucapkan kata-kata yang sebetulnya tidak sungguh-sungguh. Pengakuan kita yang sebenarnya keluar dari hati, ketika kita sungguh-sungguh ingin menyenangkan hati-Nya. Allah begitu mengasihi kita, sehingga Dia ingin kita mengetahui, bahwa kita tak usah gelisah di hadirat-Nya, diganggu oleh ketakutan akan kegagalan dalam perkataan, pikiran atau perbuatan.
Jika hal-hal kecil mengalihkan perhatian kita, kita menjadi agak marah atau sikap buruk mulai masuk, dan kita lupa minta pengampunan Allah, Dia memandang hati kita dan niat kita. Kita dibenarkan di bawah hukum yang baru, karena apa yang telah dilakukan Yesus ketika Dia mati bagi kita, dan darah yang mahal itu terus-menerus menyucikan kita selama kita mau tinggal di bawah penutup yang disediakan Allah. Dia juga menyediakan tanda-tanda bimbingan dari Roh Kudus-Nya yang selalu ada untuk menjaga agar kita tetap di bawah penutup-Nya.

Dewasa ini, berita terakhir, sebelum bunyi sangkakala memanggil kita ke surga, adalah berita pendamaian.
Ini mengikuti pola yang ditetapkan Allah dalam rencana keselamatan-Nya sebelum Dia menciptakan bumi ini.
Dia menghendaki manusia sekarang mengetahui  betul-betul, bahwa mereka sudah ditutupi. Orang berdosa perlu mengetahui apa yang Allah rencanakan bagi mereka, supaya memungkinkan mereka datang dan berdamai dengan-Nya.

Meskipun saudara menolak Dia, tak ada sesuatu pun  yang dapat memisahkan saudara dari kasih-Nya.
Bahkan orang yang tidak beriman pun dikasihi-Nya, namun demikian dalam Keluaran 34:7 Ia mengatakan, bahwa meskipun rahmat dan kasih setia-Nya menjangkau generasi demi generasi, tetapi tidak sekali-kali akan membebaskan orang yang bersalah dari hukuman; hanya iman kepada pengorbanan-Nya yang bisa melakukan hal itu. Dia mengasihi orang yang bersalah dan jauh dari Dia, dan mereka mulai merasakan kehangatan kasih-Nya. Tetapi itu saja tidak akan menjamin jalan masuk ke surga. Itu berarti bahwa Allah mengasihi anda dan memberi kesempatan kepada anda untuk memilih-Nya, tetapi satu-satunya persediaan untuk menghapus kesalahan ialah menerima apa yang telah dilakukan oleh Yesus.

Kita juga perlu mengingat bahwa Allah bukan saja Allah kasih, tetapi juga Allah murka. Kadang-kadang manusia mencari dalil atau alasan untuk berbuat dosa, karena mereka sebenarnya tidak ingin meninggalkan kejahatan. Namun demikian, mereka masih menginginkan keselamatan yang diberikan penutup itu dan berusaha untuk menariknya ke atas diri mereka. Allah ingin manusia mengetahui bahwa meskipun Ia telah menyediakan tempat yang aman, tetapi ada batasnya, dan daerah di luar batas itu tidak tercapai oleh penutup tersebut.

Hal-hal yang paling menyusahkan orang percaya bukanlah dosa mereka terhadap Allah, tetapi kekurangan dan sikap manusia terhadap sesamanya dalam kehidupan mereka sehari-hari. "Pikiran kitalah yang menajiskan. Karena dari dalam hati manusia timbul segala hawa nafsu yang jahat ..." (Markus 7:20,21, FAYH)
Kekurangan yang berkelanjutan menjadi dosa, dan dosa merupakan pemberontakan terhadap Allah, dan ini tidak ditutupi oleh darah.
Kekurangan yang dihentikan menjadi ketaatan akan kehendak Allah dan ditutupi oleh darah." ... Saudara dapat memilih dosa (dengan kematian) atau ketaatan (dengan pembebasan) ..." (Roma 6:16, FAYH).

Musa dan Harun hidup bersama bangsa Israel dan melihat kejahatan dalam perkemahan, karena mereka melihatnya dari sudut manusia. Tetapi dari pandangan Allah diatas penutup, Allah melihat ketaatan mereka dan bukannya dosa mereka.
"Tidak ada ditengok kepincangan di antara keturunan Yakub, dan tidak ada dilihat kesukaran diantara orang Israel b ... (Bilangan 23:21).
Ada satu versi Alkitab (The Living Bible) yang menyatakan, "Dia tidak melihat dosa di antara keturunan Yakub."

Allah mengatakan kepada Bileam bahwa dia telah melihat Israel dari sudut pandangan manusia, tetapi sekarang Allah menghendaki dia melihat Israel dari sudut pandangan-Nya. Dalam Bilangan pasal 24, Bileam mengatakan bahwa dia melihat sesuatu yang sama sekali berbeda, ketika matanya dicelikkan untuk melihat sebagaimana Allah melihat, "Tutur kata orang yang mendengar firman Allah, yang melihat penglihatan dari Yang Mahakuasa sambil rebah, namun dengan mata tersingkap.
Alangkah indahnya (kini tidak lagi jahat) kemah-kemahmu, hai Yakub, dan tempat tempat kediamanmu, hai Israel! Sebagai lembah yang membentang semuanya; sebagai taman di tepi sungai; sebagai pohon gaharu yang ditanam Tuhan; sebagai pohon aras di tepi air."

Allah tidak menciptakan sistem irigasi yang besar, supaya Ia dapat membuka pintu air dan mengairi semuanya sekaligus, tetapi dengan penuh kasih Dia mempedulikan masing-masing orang. Dia menghendaki kita menjadi kuat dan sehat di dalam-Nya.

Ketika Tuhan berbicara mengenai hal ini, saya berkata, "Tuhan bagaimana dengan Israel? Jika selama itu itu Kau telah menutupinya dengan indah sekali, mengapa Kau menghukum mereka berkali-kali antara korban-korban itu?"
Allah menerangkan kepada saya bahwa pemberontakan dan penyembahan berhala adalah dua hal yang akan mengeluarkan manusia dari bawah penutup itu.
Bukan Allah yang menyingkirkan penutup itu, juga Allah tidak turun ke dunia dan melihat di bawah penutup itu, tetapi manusia sendiri yang keluar dari bawah penutup itu.
Lihatlah kehidupan bangsa Israel, maka anda akan tahu, bilamana Allah menghukum dan memukul mereka, itu disebabkan karena pemberontakan atau penyembahan berhala.

Apabila manusia percaya akan hal lain dan bukannya akan apa yang dilakukan Yesus, mereka secara sukarela memilih untuk keluar dari bawah penutup yang melindungi itu. Jika ini adalah keputusan mereka, keadaan mereka terbuka di hadapan pandangan Allah dan Dia melihat dosa, kesalahan dan kegagalan mereka.

Dosa kita telah dilenyapkan sama sekali oleh darah anak domba, dan satu-satunya cara Allah melihat kita adalah melalui penyucian darah Yesus.
Maka Dia melihat:
Kekudusan dan bukannya dosa.
Keadaan tak bernoda dan bukannya kesalahan.
Keadaan tak bercela dan bukannya kegagalan.
Kita MASUK KE BAWAH penutup itu dengan jalan bertobat dari dosa kita.
Kita TETAP TINGGAL DI BAWAH penutup ingin menyenangkan Allah dan dengan menaati-Nya sampai dalam pikiran dan maksud hati kita pun.
Kita KELUAR DARI BAWAH penutup dengan memberontak atau menyembah berhala.
"TETAPI AKU DAN SEISI RUMAHKU, KAMI AKAN BERIBADAH KEPADA TUHAN!" (Yosua 24:15).


Bersambung ...






Tidak ada komentar:

Posting Komentar