Untuk segala sesuatu ada waktunya, untuk setiap hal di bawah langit ada saatnya. (Pengkhotbah 3:1, ILT3)
Kata pertama dari Torah menunjukkan kesadaran akan arti pentingnya waktu – “Pada mulanya…” (Kejadian 1:1), dan menurut tradisi para rabbi, perintah pertama yang diberikan kepada anak-anak Israel setelah dibebaskan dari Mesir adalah supaya menguduskan “Bulan Baru” (Keluaran 12:1-2), sehingga membuat bangsa yang masih muda ini meninggalkan tradisi Matahari dari (penyembahan Ra, dewa Matahari) Mesir dan melihat kepada Bulan sebagai sarana baru untuk mengenali waktu dan musim-musim (Ibrani: mo’edim; hari raya).
Kalender lunar (Bulan) Ibrani (yaitu, ha-lu’ach ha-ivri) “diatur” berbeda dari kalender solar (Matahari). Hari dimulai pada saat matahari terbenam; puncak hari dalam seminggu adalah Shabbat – hari ketujuh dari seminggu; Bulan dan fase-fasenya di langit malam merupakan penunjuk waktu untuk bulan-bulan, dan musim-musim dalam tahun, ditandai dengan hari raya-hari raya khusus atau mo’edim (waktu-waktu yang ditetapkan). Bahkan tahun-tahun pun dihitung: setiap tahun ketujuh adalah sh’mitah – yakni tahun Shabbat (Imamat 25:2-5), dan sesudah tujuh siklus sh’mitah ada Yovel, atau tahun Yobel yang harus dijalankan (Imamat 25:8-17). Bahkan, menurut rabbi-rabbi bijak Yahudi, sejarah dunia ini dapat dipahami sebagai tujuh 1000 tahun “hari-hari,” sesuai dengan tujuh hari Penciptaan. Bahkan, Talmud (Avodah Zarah, 9A) menyatakan bahwa Olam HaZeh (dunia ini) hanya akan ada selama enam ribu tahun, sedangkan milenium ketujuh akan menjadi era shalom di seluruh dunia yang disebut Olam HaBa (dunia yang akan datang).

Kalender Musim Luni-Solar

Sebenarnya, kalender Yahudi digambarkan secara tepat sebagai kalender “luni-solar.” Karena setiap siklus Bulan berlangsung selama kira-kira 29,5 hari, tahun Yahudi memiliki jumlah 354 hari, dibandingkan dengan jumlah 365 hari dari kalender solar. Untuk memastikan bahwa hari raya-hari raya akan terjadi pada musim-musim yang tepat (misalkan Paskah pada musim semi, Sukkot pada musim gugur, dsb.), tambahan satu bulan (Adar II) ditambahkan setiap dua atau tiga tahun untuk menyesuaikan pergeseran 11 hari per tahun solar. Dengan cara ini kalender lunar disinkronisasikan dengan siklus matahari untuk musim-musim pertanian.
Pemahaman budaya duniawi tentang waktu pada dasarnya adalah ukuran linier, yang bergerak progresif (maju), sedangkan dalam pemahaman Ibrani, waktu dipandang sebagai helix (spiral) yang melingkar naik, dengan pola-pola atau siklus-siklus berulang yang menyampaikan pesan tematik atau pewahyuan dari sejarah yang sakral. Bahkan, bagian dari menjadi orang Yahudi pada masa kini adalah untuk mengingat spiral waktu yang ditetapkan Ilahi dan untuk menata urusan-urusan kehidupan yang disesuaikan dengan waktu-waktu ini.

Hari Yahudi

Hari Ibrani (yom) dimulai pada saat matahari terbenam, ketika tiga bintang menjadi terlihat di langit (para rabbi beralasan bahwa hari dimulai saat matahari terbenam didasarkan pada uraian aktivitas Elohim dalam Penciptaan, “Dan jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.” Kejadian 1:5). Petang kadang-kadang didefinisikan sebagai sore hari, yaitu, antara jam 15:00 sampai matahari terbenam. Karena hari Yahudi (yom) dimulai pada saat matahari terbenam, Anda harus memahami bahwa hari raya Yahudi sesungguhnya dimulai pada malam sebelum hari (tanggal) yang tercantum dalam kalender Yahudi. Misalnya, Yom HaShoah (Hari Peringatanan Holocaust) terjadi pada 27 Nisan, sebenarnya dimulai setelah matahari terbenam pada hari sebelumnya:
Yom-haShoah
Jadi, hari raya Yahudi berlangsung selama dua hari pada kalender Gregorian kita. Kebanyakan kalender Yahudi tidak menunjukkan malam sebelumnya sebagai bagian dari hari raya. Pelaksanaan hari raya dimulai pada saat matahari terbenam pada hari sebelum tanggal yang tercantum dalam kalender Yahudi!
Dalam contoh di atas, Yom HaShoah dilaksanakan baik pada hari Kamis tanggal 5 (setelah matahari terbenam) dan Jumat tanggal 6 (selama jam-jam matahari bersinar).
Perhatikan bahwa jika hari raya Yahudi terjadi pada hari Shabbat, itu akan dipindahkan ke hari Kamis sebelumnya dalam kalender. Misalnya, jika 27 Nisan terjadi dimulai pada hari Jumat saat matahari terbenam, itu akan dipindahkan ke tanggal 26 Nisan. Mendapatkan akses kepada kalender Yahudi adalah hal penting untuk melaksanakan mo’edim (hari raya YAHWEH)!

Catatan tentang Jam Yahudi (sha’ah)

Dalam pemahaman para rabbi, jam dihitung dengan mengambil total waktu siang hari (dari matahari terbit sampai matahari terbenam) dari suatu hari tertentu dan membaginya menjadi 12 bagian yang sama. Ini disebut sha’ah zemanit, atau “jam proporsional.”
Karena durasi siang hari bervariasi sesuai dengan musim-musim tahun, karena itu jam proporsional akan bervariasi karena musim. “Jam keenam dalam hari” bukan berarti jam 06:00 atau bahkan enam 60 menit setelah matahari terbit, tapi jam ke-6 proporsional dari 12 jam yang dihitung untuk hari yang bersangkutan.
Sebagai contoh, jika matahari terbit pada jam 04:30 dan terbenam pada 17:30, total waktu siang hari adalah 15 jam. 15 jam x 60 menit = 900, yang dibagi 12 menghasilkan jam proporsional 75 menit. Karena itu “jam keenam dari hari” dimulai 450 menit setelah matahari terbit, atau sekitar jam 12:00.
Perhitungan zemanim ini (“waktu-waku”) adalah penting bagi pelaksanaan hari raya-hari raya Yahudi dan jam-jam penyalaan lilin Shabbat. Hasilnya akan bervariasi tergantung pada panjangnya siang hari di lokasi tertentu.

Minggu Yahudi

Minggu Yahudi (shavu’a) dimulai pada hari Minggu dan berakhir pada hari Shabbat:

Arti Pentingnya Shabbat

Perintah keempat dari sepuluh mitzvot (perintah-perintah) adalah, “Ingatlah hari Shabbat untuk menguduskannya” (Keluaran 20:8, ILT). Karena itu Shabbat dianggap sebagai hari yang paling penting dalam seminggu, karena pelaksanaan Shabbat secara eksplisit ditetapkan sebagai salah satu dari Sepuluh Perintah Elohim. Bahkan, Shabbat dianggap yang paling penting dari hari raya-hari raya Yahudi, bahkan lebih penting daripada Rosh Hashanah (Hari Raya Peniupan Sangkakala) dan Yom Kippur (Hari Raya Pendamaian)!
Selama Shabbat, tidak ada “pekerjaan” (didefinisikan dalam 39 kategori utama yang terkait dengan pembangunan Tabernakel di padang gurun) yang akan dijalankan, karena itu akan melanggar pemahaman akan “istirahat/perhentian” (shabbaton) untuk menandai hari itu.

Pembacaan Torah Mingguan

Pembacaan Torah mingguan dibagi menjadi 54 bagian. Bagian bacaan mingguan yang diberikan disebut parashah (jamak: parashiyot) dan dibaca selama ibadah di sinagoga (rumah ibadat). Setiap bagian memiliki nama Ibrani (biasanya kata pertama dari bagian tersebut). Sedangkan haftarah adalah pembacaan dari Nevi’im (kitab nabi-nabi) yang dibacakan langsung menyusul pembacaan Torah. Untuk tabel bacaan mingguan, klik di sini.

Bulan Yahudi

Durasi satu bulan Ibrani (chodesh) diukur dengan jumlah waktu yang diperlukan bagi Bulan untuk menjalani satu siklus lunar, sekitar 29,5 hari:

Rosh Chodesh

Kemunculan Bulan baru disebut Rosh Chodesh (“kepala bulan”). Dua belas chodeshim membentuk Shanah, atau tahun. Bulan baru dijalankan di sinagoga-sinagoga dengan doa-doa tambahan.

Tahun Lompatan Lunar (kabisat)

Karena tahun solar (matahari) panjangnya adalah 365 hari, sedangkan tahun lunar (bulan) hanya 354 hari (29,5 x 12), suatu bulan tambahan ditambahkan kepada kalender Ibrani setiap dua atau tiga tahun. Rumusannya sedikit esoterik, tapi setiap 19 tahun ada tujuh tahun kabisat Yahudi (tahun ketiga, keenam, kedelapan, kesebelas, keempat belas, ketujuh belas dan kesembilan belas). Dalam tahun kabisat, bulan 13 ditambahkan, dan disebut bulan Adar Sheni (Adar II).
Dalam Tanakh (Perjanjian Lama), bulan pertama dalam kalender Ibrani disebut Nisan (saat Paskah terjadi – lihat Keluaran 12:12); namun, Rosh Hashanah (“kepala tahun”) terjadi pada Tishri, bulan ketujuh, dan itu adalah ketika angka tahun bertambah.

Tahun Yahudi

Tahun Yahudi merupakan siklus yang berulang, dengan hari raya-hari raya musiman dan perayaan-perayaan. Nama-nama bulan dari kalender Yahudi diadopsi pada zaman juru tulis Ezra, setelah kembali dari pembuangan Babel.
Tiga nama hari raya utama dikenal sebagai Shalosh Regalim, tiga “Hari Raya Ziarah” (Keluaran 23:14), yang berpusat pada peristiwa-peristiwa nasional terpenting dalam sejarah Israel (yaitu, Eksodus). Hari raya-hari raya ini menandai siklus liturgi tiga kali dalam setahun ketika semua orang Yahudi diwajibkan untuk pergi ke Yerusalem untuk berdoa dan mempersembahkan kurban. Sekarang ini, orang-orang Yahudi menandai tiga hari raya ini dengan memperpanjang ibadah dan doa, belajar Torah, doa-doa yang dilantunkan, dan makanan perayaan.
Hari Raya Besar Yahudi berlangsung sepuluh hari dimulai dari Rosh Hashanah (Hari Raya Peniupan Sangkakala) sampai Yom Kippur (Hari Raya Pendamaian) dan berpusat pada pertobatan individual (teshuvah).
Tanggal-tanggal hari raya Yahudi tidak berubah dari tahun ke tahun. Namun, karena tahun Yahudi tidak sama panjang dengan tahun matahari pada kalender Gregorian, tanggal-tanggal hari raya ini akan kelihatan “bergeser” jika dilihat dari perspektif kalender Gregorian kita.

Empat Tahun Baru Yahudi

Anda mungkin akan terkejut jika mengetahui bahwa pada saat Mishnah disusun (200 M), rabbi-rabbi bijak Yahudi telah mengidentifikasi empat tanggal-tanggal tahun baru yang terpisah untuk setiap tahun lunar-solar (kalender Yahudi modern telah diratifikasi oleh Penatua Hillel pada abad ke-3):
  1. 1 Nisan (yaitu, Rosh Chodashim) menandai dimulainya bulan Eksodus dari Mesir dan permulaan sejarah nasional Yahudi. Dengan demikian, itu merupakan permulaan Tahun Alkitab untuk menghitung hari raya-hari raya (Keluaran 12:2). Perhatikan bahwa bulan Nisan juga disebut Aviv (Abib) karena menandai awal resmi musim semi.
  2. 1 Elul menandai awal tahun dari sudut pandang persepuluhan ternak untuk kurban-kurban Bait Suci. Sejak Bait Suci Kedua dihancurkan pada tahun 70 M, para rabbi memutuskan bahwa tanggal ini harus menandai waktu Selichot, atau persiapan pertobatan sebelum Rosh Hashanah (Hari Raya Peniupan Sangkakala). 1 Elul menandai permulaan bulan terakhir musim panas.
  3. 1 Tishri pada awalnya dikaitkan dengan “Hari Raya Pengumpulan” hasil pertanian pada “akhir tahun” (Keluaran 23:16; 34:22), meskipun setelah penghancuran Bait Suci Kedua, rabbi-rabbi bijak memutuskan bahwa itu akan menandai permulaan tahun sipil pada musim gugur. Oleh karena itu, 1 Tishri disebut Rosh Hashanah (“kepala tahun”) yang memulai sepuluh hari “pengujian” umat manusia yang mencapai puncaknya pada Hari Raya Pendamaian (Yom Kippur).
  4. 15 Shevat (yaitu, Tu B’Shevat) pada awalnya menandai tanggal untuk menghitung persepuluhan dari hasil panen (ma’aserot) yang akan dijanjikan para petani kepada para imam Israel. Ini adalah permulaan tahun dari sudut pandang persepuluhan dari pohon buah-buahan. Sekarang ini Tu B’Shevat merupakan Hari Arbor nasional di Israel, dengan upacara penanaman pohon di Israel. Berbeda dengan tiga “tahun baru” lainnya, Tu B’Shevat dimulai pada pertengahan bulan, saat Bulan purnama di musim dingin.
Namun dalam istilah praktis, ada dua “tahun baru” dalam tradisi Yahudi. Yang pertama terjadi dua minggu sebelum Paskah (1 Nisan) dan yang kedua terjadi sepuluh hari sebelum Yom Kippur (dua “tahun baru” lainnya tidak dijalankan secara rutin, kecuali oleh kelompok Yahudi Ultra Orthodox). Tahun Baru yang pertama adalah Alkitabiah dan disebut Rosh Chodashim (lihat Keluaran 12:2). Ini adalah bulan penebusan orang-orang Yahudi – dan ini juga merupakan bulan di mana Yeshua dikurbankan di atas kayu salib di Gunung Moriah untuk dosa-dosa kita. Cukup aneh rasanya bagi sebagian besar orang-orang Kristen, “Hari Tahun Baru” seharusnya dirayakan pada musim semi…

Dua Aspek Kalender

Dalam hubungan ini, perhatikan bahwa kalender terbagi menjadi dua bagian yang sama persis yang masing-masing terdiri dari enam bulan lunar, yang keduanya berpusat pada ritual-ritual penebusan dan diakhiri dengan panenan. Paruh pertama kalender Ilahi dimulai pada Rosh Chodashim (yaitu, 1 Nisan; Keluaran 12:2), yang diikuti oleh perintah untuk memilih domba Paskah pada tanggal 10 Nisan (Keluaran 12:3), menyembelihnya pada petang hari tanggal 14 Nisan (Keluaran 12:6-7) dan memakannya pada tanggal 15 Nisan (Keluaran 12:8). Paskah itu sendiri memulai periode tujuh hari roti tidak beragi (dari Nisan 15-22), dimana tidak boleh ada ragi yang dikonsumsi (Keluaran 12:15-20). Pada tingkatan pertanian, Paskah mewakili musim semi, musim panen buah sulung (yaitu, chag ha-katzir), dan seterusnya.
Pada “sisi lain kalender,” Yom Teru’ah (atau Rosh Hashanah) menandai permulaan paruh kedua dari tahun (Keluaran 23:16, Imamat 23:24), yang diikuti oleh kurban Yom Kippur (Hari Raya Pendamaian) sepuluh hari kemudian, pada tanggal 10 Tishri (Imamat 23:27), yang kemudian diikuti oleh Hari Raya Sukkot (Hari Raya Tabernakel) selama seminggu yang dilaksanakan dari tanggal 15-22 Tishri (Imamat 23:34-36). Pada tingkatan pertanian, Sukkot mewakili penuaian dari panen musim gugur (yaitu, chag ha’asif) pada “akhir tahun” (Keluaran 23:16). Dengan kata lain, dalam beberapa hal hari raya-hari raya musim gugur merupakan “cermin” dari hari raya-hari raya musim semi dalam kalender Ilahi, dan memang, kedua sisi kalender mewakili aspek-aspek yang berbeda dari rencana penebusan Elohim bagi dunia. Hari raya-hari raya musim semi mewakili kedatangan Yeshua yang pertama (yaitu, Yeshua sebagai Hamba yang Menderita, Anak Domba Elohim, Messias ben Yosef), sedangkan hari raya-hari raya musim gugur mewakili kedatangan Yeshua yang kedua (Yeshua sebagai YAHWEH Yang Maha Kuasa, Singa dari suku Yehuda, Messias ben David).

Siklus-siklus Waktu…

Seperti disebutkan di atas, ketimbang berpikir bahwa waktu merupakan urutan peristiwa-peristiwa linear (yaitu, ukuran pergerakan), pemikiran Yahudi cenderung menganggapnya sebagai spiral atau “helix,” dengan perkembangan maju yang dibatasi oleh pola Ilahi yang menyeluruh dengan siklus berulang di seluruh minggu-minggu, bulan-bulan, dan tahun-tahun kehidupan. Hal ini dapat dilihat dalam bahasa Ibrani itu sendiri. Beberapa rabbi bijak mencatat bahwa kata Ibrani untuk “tahun” – shanah mempunyai akar kata yang sama dengan kata “ulangi, ” dan kata “perubahan.” Dengan kata lain, pemahaman akan “tahun Yahudi” menyiratkan “pengulangan” – misnah berkelanjutan, atau “tinjauan” berkelanjutan dari peristiwa-peristiwa profetik kunci dari sejarah penebusan karena peristiwa-peristiwa itu hidup kembali di dalam pengalaman-pengalaman kita di masa sekarang… (Pemahaman bahwa peristiwa-peristiwa yang dialami bapa leluhur Israel merupakan “perumpamaan” bagi kita dinyatakan dalam pepatah: ma’aseh avot siman labanim: “Perbuatan-perbuatan bapa leluhur merupakan tanda-tanda bagi anak-anak.”) Tahun Yahudi kemudian berulang secara tematis, namun itu juga berubah dari tahun ke tahun sementara kita bergerak maju semakin dekat dengan datangnya Hari Pembebasan…
Kita melihat perubahan konstan ini, misalnya, dalam “dua aspek” pelayanan Yeshua Messias kita. Dalam kedatangan-Nya yang pertama, Yeshua datang sebagai Hamba yang Menderita dan dengan demikian memenuhi makna tersembunyi hari raya-hari raya musim semi, dan dalam kedatangan-Nya yang kedua Dia akan menggenapi makna tersembunyi hari raya-hari raya musim gugur. Meskipun demikian, keduanya diperingati baik “macam maupun penggenapannya” setiap tahun selama Paskah dengan memperpanjang ritual Seder untuk mengekspresikan realitas Yeshua sebagai “Anak Domba Elohim” bagi dunia, demikian juga ketika peringatan hari raya-hari raya musim gugur dalam pengharapan akan pemerintahan dan kekuasaan-Nya sebagai Raja….
Pemahaman akan “siklus-siklus” waktu, atau “pola-pola abadi di dalam waktu,” menunjukkan bahwa “benih” untuk kehidupan kekal kita bersama Elohim sudah ditaburkan – dan bahkan sudah dinubuatkan sebelumnya sejak dari Taman Eden – meskipun fakta bahwa saat ini kita mengeluh sambil menunggu kemuliaan surgawi …

Menghitung Tahun Yahudi

Dalam tradisi Yahudi, angka tahun pada kalender Yahudi mewakili jumlah tahun-tahun sejak Penciptaan, dihitung dengan menambahkan umur orang-orang di dalam Tanakh (Perjajian Lama) mundur kembali sampai kepada waktu Penciptaan. Untuk menghitung Tahun Yahudi dari kalender Gregorian, Anda kurangi 1.240 dan kemudian tambahkan 5.000. Misalnya, jika tahun ini 2017, kurangi 1.240 untuk mendapatkan 777. Kemudian tambahkan 5.000 untuk mendapatkan tahun Yahudi 5777. Perhatikan bahwa ini hanya berfungsi sampai Rosh Hashanah dari kalender Gregoraian saat ini: setelah Rosh Hashanah (Tahun Baru Yahudi), tambahkan satu tahun lagi (contohnya, 5778).

Menentukan Tahun Kabisat Yahudi

Suatu tahun dikategorikan “tahun kabisat” Yahudi jika angka tahun dibagi 19, memiliki jumlah sisa pembagian salah satu dari angka-angka berikut: 0, 3, 6, 8, 11, 14, atau 17. Gunakan kalkulator scientific dengan fungsi mod untuk menentukan hasilnya. Misalnya, 5771 (mod) 19 = 14, menunjukkan bahwa tahun 5771 itu adalah tahun kabisat Yahudi.

Apakah Tahun Yahudi yang Sebenarnya?

Beberapa orang mengatakan bahwa Tahun Yahudi dihitung mulai Penciptaan tetapi tidak memasukkan tahun-tahun pembuangan, sementara tradisi Rabbinical menyatakan ada sekitar 165 “tahun yang hilang” dari tanggal penghancuran Bait Suci Pertama sampai dengan tanggal kehancuran Bait Suci Kedua. Beberapa lainnya berpendapat ada sebagian tahun-tahun yang hilang dalam kalender Ibrani karena dikorupsi dalam perhitungan tahun-tahun kerajaan Persia, dan bahwa tahun-tahun tersebut secara sadar dihilangkan untuk menyembunyikan fakta bahwa nubuat 70 minggu Daniel menunjuk kepada Yeshua sebagai Mashiach sejati Israel. Singkatnya, ada ketidakpastian mengenai tahun yang tepat di mana kita sekarang ini hidup sejak Penciptaan Alam Semesta oleh Elohim…

Musim-musim Hari Raya Yahudi – Moe’dim

Waktu mo’deim Yahudi merupakan siklus dan profetik, semacam spiral yang naik ke hadapan Elohim. Seorang Yahudi akan menjalankan tradisi berdoa tiga kali setiap hari. Pada hari ketujuh dalam seminggu, hari Shabbat akan dirayakan, demikian juga Rosh Chodesh pada permulaan bulan baru. Selain itu, berbagai periode-periode waktu yang lebih besar, musim-musim, memiliki peran profetik  dan fungsi sendiri-sendiri dalam keseluruhan ritme kehidupan Yahudi.
Catatan: Kalender Yahudi dapat menjadi sedikit rumit untuk dipahami, khususnya jika baru mempelajari cara berpikir Yahudi tentang waktu!
Secara khusus, harus diingat bahwa hari raya Yahudi dimulai pada malam sebelumnya dari hari yang ditunjukkan pada kalender Yahudi (kecuali yang terjadi pada Shabbat, dimana tanggal tersebut akan dipindahkan ke tanggal sebelumnya). Misalnya, Yom HaShoah (Hari Peringatan Holocaust) terjadi pada 27 Nisan – kecuali jika hari itu adalah hari Shabbat, maka itu akan dipindahkan ke tanggal sebelumnya yakni 26 Nisan (jika diragukan, berkonsultasilah dengan kalender Yahudi yang otoritatif).

Musim Semi – Penebusan

i. Rosh Chodashim – Tahun Baru Alkitab [1 Nisan]
ii. Persiapan Paskah – Pembersihan Musim Semi
iii. Shabbat HaGadol – Shabbat sebelum Paskah
iv. Ta’anit Bechorim – Puasa anak sulung [14 Nisan]
v. Bedikat Chametz – Pencarian Chametz [14 Nisan]

Paskah (Pesach) – Perayaan kebebasan (Hari Raya Utama)
  1. Seder Paskah [15 Nisan (petang hari tanggal 14)]
  2. Roti Tak Beragi (Chag HaMatzah) – Pengudusan [15-22 Nisan]
  3. Sefirat HaOmer – Menghitung Omer [16 Nisan – 5 Sivan]; hitungan mundur menuju Shavo’ut.
  4. Buah Sulung (Reishit Katzir) – Kebangkitan Messias; [17 Nisan]
    • Yom HaShoah – Hari Peringatan Holocaust [27 Nisan]
    • Yom Hazikaron – Hari Peringatan Israel [4 Iyyar]
    • Yom Ha’atzmaut – Hari Kemerdekaan Israel [5 Iyyar]
  5. Lag B’Omer – Hari ke-31 dari penghitungan Omer [18 Iyyar]
    • Yom Yerushalayim – Hari Penyatuan Yerusalem [28 Iyyar]
Pentakosta (Shavo’ut) – Torah diberikan di Gunung Sinai dan Roh Kudus (Ruach HaKodesh) diberikan kepada Gereja [6-7 Sivan] (Hari Raya Utama)

Musim Panas – Persiapan

  • Puasa 17 Tammuz – Permulaan dari tiga minggu kesusahan [17 Tammuz]
  • Tish’ah B’Av – Hari terakhir dari tiga minggu kesusahan [9 Av]
  • Tu B’Av – Panen dan Kasih sayang [15 Av]

Musim Gugur – Pertobatan

Elul dan Selichot – Mempersiapkan teshuvah (pertobatan)
Yamim Nora’im (Hari-hari yang Diagungkan):
  1. Rosh Hashanah and Yom Teru’ah (Hari Raya Peniupan Sangkakala) – Rapture dari kellat Mashiach (yakni Gereja atau Pengantin Kristus) [1 Tishri]
  2. Tzom Gedaliah – Puasa Gedaliah [3 Tishri]
  3. Yom Kippur (Hari Raya Pendamaian) – Penyelamatan nasional Israel [10 Tishri]
Sukkot (Tabernakel) – Gambaran Kerajaan Seribu Tahun [15-20 Tishri]
  1. Hosha’anah Rabah – Hari ketujuh Sukkot [21 Tishri]
  2. Shmini Atzeret – Hari kedelapan mengakhiri Sukkot [22 Tishri]
  3. Simchat Torah – Perayaan diberikannya Torah [22-23 Tishri]

Musim Dingin – Kemenangan

  • Chanukkah (Pentahbisan Bait Suci) [25 Kislev – 2,3 Tevet]
  • Asarah B’Tevet [10 Tevet]
  • Hari Peringatan Holocaust Internasional (27 Januari)
  • Tu B’shevat [15 Shevat]
  • Puasa Ester [13 Adar]
  • Purim (Undi) [14 Adar]

Kalender Gregorian

Studi tentang berbagai sistem kalender yang digunakan di dunia sangatlah berbelit-belit dan rumit. Perhatikan, misalnya, kalender kuno Mesir, Sumeria (yaitu, Babel), dan Aztec. Atau perhatikan juga legenda Druid dan Stonehenge …. Memang, ada banyak sistem kalender yang telah dikembangkan sepanjang sejarah manusia – beberapa didasarkan pada munculnya Bulan (kalender lunar), beberapa didasarkan pada matahari (kalender solar), dan yang lain-lainnya berdasarkan berbagai tanda-tanda astrologi dan pertanda-pertanda (orang-orang Aztec mengikuti pergerakan planet Venus, dan orang-orang Romawi menghitung mundur dari titik tetap siklus Bulan dan menganggap bulan yang memiliki 29 hari adalah pembawa celaka).
Torah menunjuk bulan Nisan (dalam Alkitab disebut Aviv, atau “musim semi”) sebagai bulan pertama dari tahun (Keluaran 12:2). Maka awalnya, kalender Ibrani itu lunar dan dapat diamati. Ketika Bulan baru terlihat, bulan baru dimulai. Karena Torah juga mengidentifikasi Sukkot sebagai “akhir tahun (panen)” (Keluaran 23:16), rabbi-rabbi bijak Mishnah belakangan mengidentifikasi bulan musim gugur Tishri (yaitu, “bulan ketujuh”) sebagai awal tahun baru … Selama masa pembuangan ke Babel (abad ke-6 SM), nama-nama Babel untuk bulan (yaitu, Tammuz) diadopsi. Ini mungkin berasal jauh ke belakang kepada kalender Sumeria awal pada zaman Abraham…
Namun dalam istilah praktis, ada dua “tahun baru” dalam tradisi Yahudi. Yang pertama terjadi dua minggu sebelum Paskah (1 Nisan) dan yang kedua terjadi sepuluh hari sebelum Yom Kippur (dua “tahun baru” lainnya tidak dijalankan secara rutin, kecuali oleh kelompok Yahudi Ultra Orthodox). Tahun Baru yang pertama adalah Alkitabiah dan disebut Rosh Chodashim (lihat Keluaran 12:2). Ini adalah bulan penebusan orang-orang Yahudi – dan ini juga merupakan bulan di mana Anak Domba Elohim, Yeshua dikurbankan di atas kayu salib di Gunung Moriah untuk dosa-dosa kita.
Namun semua ini sangat kontras, dengan kalender yang paling banyak digunakan di dunia saat ini – “Kalender Gregorian” – dinamai menurut nama Paus Gregorius XIII yang memerintah atas Gereja Romawi Katholik pada tahun 1500-an.


Pope-Gregory-XIII
Paus Gregorius XIII

Kalender Gregorian, dianggap sebagai revisi Kalender Julian (yang merupakan revisi dari kalender Pagan Romawi-Yunani) mempertahankan sebagian besar nama-nama hari dalam seminggu dan bulan-bulan dari tahun dari Roma Pagan (dan oleh karena itu, sama dengan Yunani kuno). Orang-orang Yunani kuno menamai hari dalam seminggu menurut nama-nama Matahari, Bulan dan lima planet yang dikenal (Mars, Merkurius, Yupiter, Venus, dan Saturnus) yang masing-masing berhubungan dengan dewa-dewa Ares, Hermes, Zeus, Aphrodite, dan Cronus, yang tidak lain adalah para Malaikat yang Jatuh dan Nephilim:
  • Minggu (Sunday). Latin: dies solis – “Sun Day” (Hari Matahari). Hari Minggu merupakan perayaan Dewa Matahari, Ra, Helios, Apollo, Ogmios, Mithrias (Mithra), atau Dewi Matahari, Phoebe. Pada tahun 321 Masehi, Kaisar Romawi Konstantin memutuskan bahwa hari pertama dalam minggu, ‘hari yang mulia dari matahari’, seharusnya menjadi hari istirahat atau perhentian. Nama itu belakangan diubah menjadi dies Dominica, “Hari Tuhan” dalam tradisi gerejawi.
  • Senin (Monday). Latin: lunae dies – “Moon Day” (Hari Bulan). Hari Senin dinamai untuk menghormati dewi Ashur, Selene, Luna dan Mani. Dalam bahasa Inggris kuno, mon(an)daeg yang berarti “hari Bulan.”
  • Selasa (Tuesday). Latin: dies Martis – “Hari Mars.” Dalam mitologi Yunani, Ares adalah dewa perang (diganti nama menjadi “Mars” oleh orang-orang Romawi). Dalam bahasa Inggris, “Tuesday” (Selasa) berasal dari Tiu (Twia), dewa perang dan langit bangsa Inggris/Germania (diidentifikasi sebagai dewa Nordic bernama Tyr).
  • Rabu (Wednesday). Latin: dies Mercurii – “Hari Merkurius.” Dalam mitologi Yunani, Hermes adalah dewa perdagangan dan perniagaan (diganti nama menjadi “Mercury” oleh orang-orang Romawi). Dalam bahasa Inggris, nama “Wednesday” (Rabu) berasal dari dewa Skandinavia Odin, dewa kepala mitologi Norwegia. Woden adalah dewa kepala Anglo-Saxon/Teutonik, pemimpin Pemburu Liar.
  • Kamis (Thursday). Latin: dies Iovis – “Hari Yupiter.” Dalam mitologi Yunani, Zeus adalah dewa langit (diganti nama menjadi “Yupiter” oleh orang-orang Romawi). Kata bahasa Inggris “Thursday” (Kamis) berasal dari bahasa Inggris Tengah Thorsday (Hari Thor), mengacu kepada dewa “Thor” (persamaan mitologi Nordic untuk dewa Yupiter).
  • Jumat (Friday). Latin: dies Veneris – “Hari Venus.” Dalam mitologi Yunani, Aphrodite adalah dewi cinta/kesuburan (diganti nama menjadi “Venus” oleh orang-orang Romawi). Nama “Friday” (Jumat) berasal dari Freya (Fria), nama mitologi Norwegia dari istri Dewa Odin dan dewi Teutonik untuk cinta, kecantikan, dan kesuburan.
  • Sabtu (Saturday). Latin: dies Saturni – “Hari Saturnus.” Dalam mitologi Yunani, Cronos adalah dewa panen (diganti nama menjadi “Saturnus” oleh orang-orang Romawi) yang memerintah sampai digulingkan oleh puteranya sendiri, Zeus.
Demikian juga nama-nama bulan (“Bulan”) memiliki hubungan dengan Romawi Pagan. Bulan “Januari” misalnya, diberi nama sesuai nama dewa Romawi, Janus, “dewa pintu gerbang” bermuka dua, yang memiliki satu wajah memandang ke depan dan satunya memandang ke belakang (“wajah Janus”). Bulan Maret dinamai sesuai nama Mars, dewa perang; bulan April sesuai nama dewi kesuburan Aphrodite, bulan Juli diberi nama sesuai nama Julius Caesar, bulan Agustus menurut nama Kaisar Augustus, dan seterusnya …. Dan tentu saja, kalender Gregorian dari tradisi gereja Roma Katholik mengasimilasi pantheon (jajaran dewa-dewa) Pagan ke dalam kalender liturgi Gereja, seperti yang diungkapkan dari nama-nama Latin dari hari-hari dan bulan-bulan.
Beginilah YAHWEH berfirman, “Janganlah kamu mempelajari kelakuan bangsa-bangsa (Ibrani: goyim), dan janganlah gentar akan tanda-tanda di langit, sekalipun bangsa-bangsa (Ibrani: goyim) digentarkan olehnya. Sebab, kebiasaan bangsa-bangsa adalah kesia-siaan… (Yeremia 10:2-3, ILT)
Sebenarnya sangat mengherankan bahwa para theolog dan pengkhotbah Kristen bisa begitu teliti mengenai doktrin-doktrin tertentu (seperti pembenaran hanya oleh iman, definisi “Gereja,” “ketiada-salahan” Kitab Suci, rumusan yang tepat tentang baptisan, dsb.) namun tampaknya tidak menyadari fakta bahwa Gereja modern yang dilembagakan mewarisi dan melestarikan banyak substansi dan praktek-praktek tradisi kuno penyembahan dewa-dewa Romawi Pagan … Ini benar, bahkan orang-orang Yahudi sendiri mengadopsi nama-nama Pagan dari bulan-bulan Babilonia kuno, tetapi Torah (sebagai lawan dari tradisi-tradisi Yahudi ) menyebut bulan (dan hari) menurut urutan bilangan mereka (bulan “pertama”, bulan “kedua”, dan seterusnya), dan secara eksplisit menyebutkan bahwa Tahun Baru Elohim dimulai pada musim semi (aviv).
Keluaran 12:2 (ILT3) “Bulan ini bagimu akan menjadi permulaan dari bulan-bulan; ia bagimu menjadi yang pertama dari bulan-bulan dalam setahun.
Tahun Baru Elohim pada tahun ini jatuh pada 1 Nisan 5777 (28 Maret 2017).

Baca:

Referensi: