Dalam beberapa hari terakhir, kita telah melihat gempa bumi berkekuatan 7,3 yang sangat besar mengguncang Venezuela dan gempa bumi berkekuatan 8,2 skala richter melanda Fiji. Di mana guncangan berikutnya akan terjadi? Bagi banyak dari antara kita, menjadi kelihatan jelas bahwa sesuatu yang sangat tidak lazim sedang terjadi di planet kita. Lempeng kerak bumi telah terguncang oleh 144 gempa bumi besar selama 7 hari terakhir, dan itu termasuk lebih dari 50 pada hari Minggu saja, 3 gempa besar di antaranya mengguncang Lombok – Indonesia. Dan ingat, ini bukan gempa bumi kecil. USGS menganggap setiap gempa bumi yang setidaknya berkekuatan 4,5 sebagai “signifikan”, dan mereka terjadi begitu cepat sehingga sekarang sangat sulit untuk mengikuti perkembangannya.
Biasanya, hanya gempa bumi yang menyebabkan kematian dan kehancuran saja yang mendapat perhatian dari media, dan itu yang terjadi ketika gempa besar melanda pantai utara Venezuela pada Selasa …
Gempa besar berkekuatan 7,3 menghantam pantai utara Venezuela pada Selasa dan mengguncang bangunan sejauh ibukota, Caracas, Survei Geologi AS mengatakan.
Menurut laporan media, gempa itu berlangsung selama kurang lebih dua menit, dan itu benar-benar mengguncang semua orang.
Beberapa hari sebelumnya, gempa berkekuatan 8,2 yang baru saja menimpa Fiji merupakan gempa “dalam” terpusat paling besar kedua yang pernah tercatat, dan gempa di Venezuela ini juga sangat tidak biasa.
Dan gempa ini terjadi tepat menyusul aktivitas seismik global sangat aktif dalam 48 jam sebelumnya.
Menurut Daily Mail, “Cincin Api” terguncang oleh total 69 gempa bumi besar pada hari Minggu dan Senin …
Enam puluh sembilan gempa bumi besar telah mencapai zona bencana geologis paling aktif di Bumi dalam waktu hanya 48 jam.
Enam belas getaran ‘signifikan’ – yang berkekuatan 4,5 atau ke atas – mengguncang ‘Cincin Api’ Pasifik pada hari Senin, setelah serentetan 53 gempa besar yang melanda wilayah tersebut pada hari Minggu (18 Agustus 2018).
Sebagian besar gempa bumi yang mengguncang planet kita terjadi di sepanjang Cincin Api. Ini kira-kira mengelilingi Samudera Pasifik, dan itu berjalan di pantai barat Amerika Serikat.
Derasnya aktivitas Cincin Api baru-baru ini direkam oleh para ahli di Survei Geologi Amerika Serikat, yang berkantor pusat di Reston, Virginia.
Peta-peta yang dihasilkan oleh seismometer agensi menunjukkan Fiji adalah yang terparah, dengan lima gempa bumi di atas magnitudo 4.5 – digolongkan sebagai ‘signifikan’ oleh USGS – mengguncang negara itu sejak Senin pagi.
Yang terbesar adalah tremor 5,0 yang melanda wilayah itu pada pukul 6:30 pagi waktu setempat (01:30 pagi) pada Selasa pagi.
Indonesia terkena tujuh gempa bumi yang signifikan, sementara Kepulauan Soloman, Bolivia dan Tonga masing-masing diguncang gempa tunggal, Senin.
Bangsa-bangsa ini sering mengalami aktivitas seismik sementara mereka berada di sepanjang wilayah Cincin Api – sebuah area berbentuk tapal kuda besar di Samudera Pasifik.
Cincin ini terbentuk dari serangkaian 452 gunung berapi dan wilayah aktivitas seismik tinggi yang mengelilingi Samudra Pasifik, termasuk seluruh pantai barat AS.
Beberapa minggu terakhir, perhatian kita tertuju ke pulau Lombok di Indonesia yang diguncang gempa luar biasa pada tanggal 5 Agustus yang menewaskan ratusan orang, dan pada hari Minggu, 18 Agustus lalu, mereka diguncang sekali lagi. Berikut ini berasal dari CNN …
Tiga gempa bumi hebat mengguncang beberapa pulau di Pasifik Selatan dan Indonesia pada hari Minggu, termasuk dua di pulau Lombok yang sudah babak belur.
Gempa besar terakhir adalah gempa berkekuatan 6,9 yang berpusat hanya 4 kilometer di selatan Belanting, di pulau Lombok Indonesia.
Pulau itu masih berusaha untuk pulih dari dampak yang menghancurkan dari gempa bumi 5 Agustus yang menewaskan lebih dari 430 orang.

Apa Itu “Cincin Api”?

‘Cincin Api’ Bumi adalah zona bencana geologis berbentuk tapal kuda yang merupakan wilayah panas untuk aktivitas tektonik dan gunung berapi.
Sekitar 90 persen gempa bumi di dunia terjadi di sabuk Cincin Api, yang juga merupakan rumah bagi lebih dari 450 gunung berapi.
Wilayah seismik membentang di sepanjang garis pantai Samudra Pasifik, di mana Lempeng Pasifik bergesekan dengan lempeng lain yang membentuk kerak Bumi.
Ini lingkaran yang bermula dari Selandia Baru hingga ke Chili, melewati pantai Asia dan Amerika di sepanjang jalurnya.
ring-fire
Secara total, lingkaran membentuk sebuah zona sepanjang 25.000 mil (40.000 kilometer) yang rawan terhadap gempa bumi dan letusan gunung berapi.
Wilayah ini rentan terhadap bencana karena merupakan rumah bagi sejumlah besar ‘zona subduksi’, daerah di mana lempeng tektonik tumpang tindih.
Gempa bumi dipicu ketika lempeng-lempeng ini mengikis atau bergeser di bawah satu sama lain, dan ketika itu terjadi di laut, ia dapat menghasilkan tsunami.

Bagaimana Gempa Bumi Diukur?

Besarnya gempa bumi berbeda-beda dari intensitasnya. Besarnya gempa bumi mengacu pada pengukuran energi yang dilepaskan di mana gempa bumi tersebut berasal. Besaran dihitung berdasarkan pengukuran pada seismograf. Intensitas gempa bumi mengacu pada seberapa kuat getaran yang dihasilkan oleh sensasi itu.
Menurut Survei Geologi Amerika Serikat, ‘intensitas ditentukan dari efek terhadap manusia, struktur manusia dan lingkungan alam’. Gempa bumi berasal dari bawah permukaan bumi di wilayah yang disebut hiposenter. Selama gempa bumi, satu bagian seismograf tetap diam dan satu bagian bergerak mengikuti pergerakan permukaan bumi. Gempa bumi kemudian diukur oleh perbedaan posisi bagian diam dan bagian bergerak dari seismograf.
Kita melihat gempa bumi meningkat frekuensi dan intensitasnya di seluruh planet, dan mereka mulai terjadi di tempat-tempat yang biasanya tidak kita harapkan.
Bukan hal yang “normal” untuk terjadinya 144 gempa besar hanya dalam kurun waktu satu minggu. Selain itu, lusinan gunung berapi sedang erupsi di seluruh dunia. Kita tampaknya telah memasuki waktu ketika kerak planet kita akan menjadi semakin tidak stabil, dan tidak perlu menjadi orang jenius untuk mengetahui bahwa ini akan memiliki dampak yang sangat serius bagi masa depan masyarakat kita.
Hal ini juga membuat kita kembali merenungkan apa yang sudah diperingatkan Tuhan, kepada peristiwa-peristiwa yang akan terjadi sebelum kedatangan-Nya kembali ke dunia ini.
… dan di berbagai tempat akan ada kelaparan dan gempa bumi. Semua hal ini adalah awal dari penderitaan sakit bersalin. Matius 24:7-8 (AYT)