Pejabat tinggi dari 70 bangsa-bangsa (negara-negara) di dunia akan berkumpul di Paris pada tanggal 15 Januari 2017 dalam upaya mereka untuk memaksa Israel menerima Solusi Dua-Negara dengan Otoritas Palestina. Dengan bertindak demikian, mereka sedang menggenapi nubuatan penting dalam Alkitab yang sudah dituliskan ribuan tahun yang lalu.
Ketika mantan PM Israel Shimon Peres meninggal dunia bulan September 2016, para pemimpin dan pejabat tinggi dari 70 bangsa-bangsa berkumpul di Yerusalem untuk memberikan penghormatan terakhir mereka. Simbolisme ini bukan sekedar kebetulan belaka; jumlah yang sama dari para perwakilan bangsa-bangsa ini akan berkumpul di Paris, namun kali ini mereka berkumpul untuk menolak hubungan antara bangsa Yahudi dengan Tanah Israel.
“Semua orang sudah tahu apa tujuan konvensi ini: Ini akan menjadi ajang pesta penggalangan kebencian terhadap Israel,” kata Rabbi Avraham Arieh Trugman, direktur Ohr Chadash Torah Institute. “Yang menarik adalah bahwa peristiwa ini bukan hanya satu atau dua musuh saja dengan sentimen negatif atau dendam tertentu, seperti misalnya orang-orang Arab atau Nazi. Ini ada 70 bangsa-bangsa, yang dalam istilah Torah, artinya seluruh bangsa-bangsa (Ibrani: kol ha’goyim),” jelas Rabbi Trugman.
Rabbi Shimon Apisdorf, seorang pendidik terkemuka Yahudi dan penulis buku best seller, berkata bahwa membaca tulisan judul berita “70 Bangsa-bangsa” benar-benar menarik perhatiannya.
“Tidak dipertanyakan lagi, bahwa secara khusus 70 bangsa-bangsa ini berkumpul bersama-sama, merupakan hal yang signifikan, dan fakta bahwa Israel tidak termasuk salah satu dari antara mereka,” kata Rabbi Apisdorf, sambil mengutip Kitab Bilangan.
Bilangan 23:9 (TB)  Sebab dari puncak gunung-gunung batu aku melihat mereka, dari bukit-bukit aku memandang mereka. Lihat, suatu bangsa yang diam tersendiri dan tidak mau dihitung di antara bangsa-bangsa kafir (Ibrani: goyim). [Pembanding: Bilangan 23:9 (AYT)  Aku melihat umat ini dari atas gunung. Aku melihat mereka dari bukit yang tinggi. Mereka tinggal sendirian. Mereka bukan bagian dari bangsa-bangsa lain (goyim).]
“Kita secara fundamental berbeda,” kata Rabbi Apisdorf. “Dan sebagai terang bagi bangsa-bangsa (goyim), kita memang seharusnya terpisah dan berbeda.”
Yesaya 49:6 (ILT) Maka Aku akan menempatkan engkau sebagai terang bagi bangsa-bangsa (Ibrani: goyim), untuk membuat keselamatan-Ku sampai ke ujung bumi.”
Rabbi Trugman menangkap pesan yang berbeda dari berkumpulnya 70 negara-negara ini.
“Tidak diragukan lagi ini adalah penggenapan nubuat-nubuat bahwa pada Hari-hari Akhir, segala bangsa (kol ha’goyim) akan keluar berperang melawan Israel,” kata rabbi, sambil mengutip uraian Rabbi Shlomo Yitzchaki, rabbi Yahudi terkenal kelahiran Perancis abad ke-11 yang dikenal dengan akronim ‘Rashi’, mengenai ayat pertama dalam kitab Kejadian.
“1.000 tahun yang lalu, Rashi mengatakan bahwa di masa depan, bangsa-bangsa (goyim) di dunia akan datang dan berkata bahwa kita (bangsa Yahudi) mengambil (atau menduduki) Tanah Israel. Ini persis dengan apa yang kita lihat sekarang,” kata Rabbi Trugman. “Sebagian besar bangsa-bangsa mengatakan bahwa kita tidak berhak atas Tanah Israel, dan sisanya berkata bahwa kita hanya berhak mengklaim suatu bagian kecil dari Tanah Israel.”
“Rashi mengatakan kepada kita bagaimana menjawab klaim ini,” kata Rabbi Trugman. “Kita perlu mengingatkan mereka bahwa Elohim yang sama, yang menciptakan langit dan bumi, memberikannya kepada mereka, dan kemudian Dia mengambilnya dari mereka, dan memberikannya kepada kita.”
Jumlah 70 bangsa-bangsa berasal dari ketiga anak Nuh: Shem, Ham, dan Yafet, yang terpencar menjadi 70 bangsa (Kejadian 10), sesudah peristiwa Menara Babel, ketika Elohim mengacaukan bahasa manusia.
Kejadian 9:19 (ILT)  Inilah ketiga anak Nuh, dan dari mereka ini menyebarlah penduduk seluruh bumi.
Daftar lengkap 70 bangsa-bangsa anak-cucu keturunan Nuh, baca di sini.
Menurut Bereshit Rabbah, koleksi kumpulan khotbah yang disusun sekitar 400 M, kepada setiap bangsa ditetapkan seorang Malaikat Penjaga, kecuali bangsa Israel, yang dilindungi oleh Elohim sendiri.
Ulangan 32:8 (LXX) “Ketika Yang Mahatinggi membagi-bagi bangsa-bangsa (Ibrani: goyim), ketika Dia memisahkan anak-anak Adam, Dia menetapkan batasan bangsa-bangsa menurut jumlah malaikat-malaikat Elohim.”
70 Malaikat Penjaga bangsa-bangsa ini nampaknya menjadi dasar untuk terbentuknya 70 anggota Sanhedrin. Dalam kutipan Pirkei d’Rabbi Eliezer:
HaKadosh Baruch Hu (Yang Maha Kudus, diberkatilah Dia), berpaling kepada tujuh puluh malaikat yang mengelilingi takhta kemuliaan-Nya dan berfirman, “Marilah kita turun dan mengacaukan tujuh puluh bangsadan tujuh puluh bahasa.” Kemudian mereka membuang undi mengenai berbagai bangsa. Setiap malaikat menerima suatu bangsa namun bagian Israel jatuh ke tangan Elohim. Ini ada tertulis dalam Ulangan 32:9 (ILT) Karena bagian YAHWEH ialah umat-Nya, Yakub ialah bagian dari milik pusaka-Nya.
Hal ini juga perkuat oleh Kitab Yashar 9:32 Dan Elohim berfirman kepada tujuh puluh malaikat yang berdiri di hadapan-Nya, kepada mereka yang dekat kepada-Nya, firman-Nya, “Marilah kita turun dan mengacaukan lidah mereka, supaya orang yang satu tidak dapat mengerti bahasa temannya.” Dan itu diperbuat-Nya kepada mereka.
Hal yang sama juga dicatat dalam Kitab Sirakh 17:17 Bagi setiap bangsa Dia menetapkan seorang penguasa (Malaikat Penjaga). Dan Israel menjadi bagian Tuhan.
Dengan kata lain, dipercayai bahwa 70 malaikat bangsa-bangsa ini dianggap sebagai semacam “Sanhedrin surgawi” atau oleh sebagian orang disebut “Sidang Ilahi” Mazmur 82:1 (TB) Elohim berdiri dalam sidang ilahi (Ibrani: ‘el; Elohim, malaikat), di antara elohim (Ibrani: ‘elohiym (jamak); Elohim, para malaikat, penguasa, hakim, dewa-dewa) Ia menghakimi.
Menurut Midrash Tanchuma, pengajaran khotbah yang diyakini disusun sekitar tahun 500 M, penglihatan Yakub adalah mengenai para malaikat bangsa-bangsa ini, yang naik dan turun tangga, untuk menentukan takdir bangsa-bangsa.
Kejadian 28:12 (ILT)  Dan dia bermimpi, dan tampaklah sebuah tangga didirikan di atas bumi, dan ujungnya mencapai langit, dan tampaklah para malaikat Elohim sedang naik dan turun di atasnya.
jacob-dreaming
Mimpi Yakub
Penglihatan Yakub ditafsirkan sebagai sebuah pesan bahwa bangsa Israel tidak lagi menjadi bagian dari proses alami ini. Meskipun bangsa-bangsa lain (goyim) akan naik dan turun (bangkit dan runtuh), dan pada akhirnya musnah ditelan pasir waktu, namun bangsa Israel tidak akan pernah musnah.
Konsep 70 bangsa-bangsa juga muncul dalam hubungan dengan 70 lembu yang dipersembahkan di Bait Suci sepanjang seluruh Hari Raya Sukkot(Pondok Daun), yang menurut Talmud (Sukkah 55b) dikatakan adalah demi kebaikan 70 bangsa-bangsa (goyim) ini.
Dalam Kitab Yobel, ada kutipan menarik tentang bagaimana Elohim memilih Israel menjadi milik kepunyaan-Nya:
Kitab Yobel 15:30-32 Karena Ishmael dan anak-anaknya dan saudara-saudaranya dan Esau, YAHWEH tidak membuat mereka mendekati-Nya. Dan Dia tidak memilih mereka bukan karena mereka anak-anak Abraham, karena Dia mengenal mereka, namun Dia memilih Yisrael untuk menjadi umat-Nya.
31. Dan Dia menguduskannya, dan mengumpulkannya dari antara semua anak-anak manusia. Karena ada banyak bangsa-bangsa dan banyak kaum-kaum, dan semuanya adalah milik-Nya. Dan atas semuanya telah Dia tempatkan roh-roh dalam otoritas untuk memimpin mereka menjauh dari pada-Nya.
32. Tetapi atas Yisrael Dia tidak menetapkan malaikat atau roh mana pun, karena Dia sendirilah penguasa mereka. Dia akan memelihara mereka dan menuntut mereka dari tangan malaikat-malaikat-Nya dan roh-roh-Nya, dan dari tangan semua kuasa-kuasa-Nya dengan maksud supaya Dia dapat memelihara mereka dan memberkati mereka, dan supaya mereka dapat menjadi milik kepunyaan-Nya dan Dia dapat menjadi milik kepunyaan merekamulai saat ini sampai selamanya.

Dengan dikeluarkannya Resolusi Dewan Keamanan PBB 2334 yang menyatakan bahwa pemukiman Yahudi di Yudea, Samaria dan Yerusalem Timur sebagai tidak sah (illegal), hasil akhir dari Konvensi Paris tampaknya sudah jelas. Solusi Dua-Negara akan memaksa Israel melepaskan wilayah yang ditaklukkannya dalam Perang Enam Hari tahun 1967, dan pada akhirnya menciptakan berdirinya Negara Palestina. Ini akan mencakup didirikannya ibu kota Palestina di Yerusalem Timur; dan berikutnya itu akan menyingkirkan Kotel (Tembok Barat – Tembok Ratapan) dan Gunung Bait Suci dari kekuasaan bangsa Yahudi. Tidak jelas apakah 800.000 penduduk Yahudi yang tinggal di atas Garis-garis Perbatasan Gencatan Senjata 1949, yang meliputi sekitar 13 persen penduduk Yahudi Israel, akan diharuskan untuk pindah, seperti yang mereka lakukan ketika pemerintah Israel membongkar paksa pemukiman Gush Katif di Jalur Gaza pada tahun 2005.
Bahkan jika 70 bangsa-bangsa di konvensi ini memutuskan mendukung Solusi Dua-Negara, belum jelas bagaimana rencana ini dilaksanakan pada prakteknya. Pada tanggal 20 Januari 2017, lima hari sesudah konvensi ini terselenggara, Donald Trump akan menduduki kursi kepresidenan AS di Gedung Oval. Dia telah menyatakan pendapatnya dengan jelas bahwa, seperti halnya Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, ia percaya satu-satunya solusi adalah negosiasi tatap muka, tanpa pra-kondisi di antara bangsa Israel dan bangsa Palestina.

Referensi: