Dalam pidato tahunan Vladimir Putin pada hari Kamis, presiden Rusia itu memutar video yang mengungkapkan senjata nuklir baru dengan kemampuan mengejutkan.
Putin mengumumkan “rudal jelajah global” bertenaga nuklir “tak terbendung” yang memiliki jangkauan “praktis tak terbatas”, kemudian menayangkan animasi rudal yang menjelajah dan mengitari seluruh dunia. Dia juga menjalankan animasi komputer dari sebuah kapal selam cepat tak berawak bersenjata nuklir yang meledakkan kapal dan target pesisir.
David Wright, ahli fisika dan rudal di Union of Concerned Scientists, mengatakan bahwa gagasan tentang rudal jelajah “tak terbendung” yang menjelajah ke seluruh dunia tanpa terdeteksi adalah “fiksi,” karena rudal itu pasti akan memanas hingga ke tingkat yang ekstrim.
Namun dia mengatakan bahwa setidaknya satu perangkat yang dipamerkan Putin kemungkinan memang benar-benar ada.
“Kami tahu mereka sedang mengembangkan beberapa sistem baru dengan jangkauan yang lebih jauh dan muatan yang lebih besar,” kata Wright.
Putin menunjukkan video saat pidatonya. Di dalamnya, tayangan itu menunjukkan ICBM/rudal balistik antar benua yang diluncurkan dari sebuah silo, diikuti oleh animasi rudal yang meluncur ke angkasa. Grafik seperti video-game itu mengikuti ICBM saat melayang di atas Bumi dalam sebuah lintasan lengkung yang tinggi dan membuka selubung kerucut hidungnya kemudian menyingkapkan lima hulu ledak nuklir.
Putin mengklaim rudal setinggi 119 kaki ini “tak terkalahkan” oleh sistem pertahanan rudal mana pun.
Dia tidak berbohong. Rudal balistik antar benua (ICBM) RS-28 Sarmat – yang dikenal oleh NATO sebagai SS-X-30 Satan 2 – beserta rudal jelajah bertenaga nuklir, torpedo jarak jauh Kanyon dan rudal hipersonik Kinzhal, semuanya dimuati dengan hulu ledak nuklir dan sanggup mengalahkan sistem pertahanan rudal AS. Putin menjelaskan alasannya mengembangkan senjata semacam itu yang mampu “melewati batas-batas pertahanan,” yang dia katakan telah diumumkan Moskow untuk pertama kalinya hampir 14 tahun yang lalu.

Mengapa Rudal Balistik Antar Benua Sangat Mengancam?

Rudal balistik antar benua mirip dengan roket yang meluncurkan satelit-satelit dan orang-orang ke orbit, namun ICBM membawa hulu ledak nuklir dan menghantam target di Bumi.


satan-2
Rudal berbahan bakar cair RS-28 Sarmat, atau Satan 2
Rudal tersebut bergerak dalam lintasan lengkung lebar di atas Bumi, memungkinkan mereka menyerang separuh penjuru dunia dalam waktu satu jam. (Korea Utara baru-baru ini meluncurkan ICBM barunya dengan lintasan pendek dan tinggi untuk menghindari menghantam di atas sekutu AS.)
Satan 2, yang diklaim Putin sudah dipasang di beberapa silo rudal, merupakan pengganti ICBM Satan era 1970-an. Versi baru dijadwalkan untuk beroperasi penuh di 50 silo sekitar tahun 2020, menurut Center for Strategic and International Studies.
Menurut Center’s Missile Defense Project, Satan 2 “dilaporkan oleh media Rusia mampu membawa 10 hulu ledak besar, 16 hulu ledak kecil, kombinasi hulu ledak dan perangkat pengelak, atau bahkan pesawat layang pendorong hipersonik 250 YU-74.”
Itu berarti satu ICBM Satan 2 bisa mengemas bahan peledak setara delapan megaton TNT. Itu lebih dari 400 kali lebih kuat dari bom yang dijatuhkan AS ke Jepang pada tahun 1945 – yang bila keduanya digabungkan, menyebabkan sekitar 150.000 korban tewas.
Bom nuklir “Little Boy” yang dijatuhkan di Hiroshima pada 6 Agustus 1945, hanya berkekuatan 15 kiloton. Sedang bom atom “Fat Man” yang dijatuhkan di Nagasaki pada 9 Agustus 1945, hanya berkekuatan 20 kiloton.
Teknologi yang digunakan untuk menghantarkan beberapa hulu ledak ke berbagai sasaran berbeda disebut “multiple independently targetable reentry vehicle,” atau MIRV. Perangkat seperti itu melepaskan hulu-hulu ledak mereka setelah mencapai kecepatan yang bisa melebihi 15.000 mil per jam.
Bergantung di mana hulu ledak diluncurkan di luar angkasa dan bagaimana manuvernya, masing-masing hulu ledak dapat menyerang target yang jaraknya ratusan mil.

Mengapa Putin Mengatakan Satan 2 Tak Terkalahkan?

“Mengapa kami melakukan semua ini? Mengapa kami membicarakannya? Seperti yang bisa Anda lihat, kami tidak merahasiakan rencana kami dan berbicara secara terbuka tentang itu, terutama untuk mendorong mitra-mitra kami untuk mengadakan pembicaraan. Saya ulangi, ini di tahun 2004. Sesungguhnya ini benar-benar mengejutkan, bahwa meskipun semua masalah dengan ekonomi, keuangan dan industri pertahanan, Rusia tetap merupakan kekuatan nuklir utama,” kata Putin di hadapan parlemen Rusia sebagai bagian dari pidato kenegaraan tahunan pada hari Kamis.
“Tidak ada, tidak ada yang benar-benar ingin berbicara dengan kami tentang inti masalahnya, dan tidak ada yang mau mendengarkan kami. Anda akan mendengarkan kami sekarang,” tambahnya.
Teknologi yang baru saja didemonstrasikan untuk menetralisir hulu ledak nuklir adalah “perangkat pembunuh kinetik”: pada dasarnya peluru besar berteknologi tinggi diluncurkan melalui rudal. Peluru-peluru bisa menargetkan hulu ledak, menghantamnya di tengah jalan, dan melenyapkan senjata tersebut. “Tapi ada beberapa cara berbeda untuk menembus sistem-sistem pertahanan” seperti perangkat pembunuh, kata Wright, yang mungkin menjelaskan klaim Putin “tak terkalahkan”.
Satan 2 memiliki sistem panduan canggih dan mungkin beberapa perangkat pengecoh yang dirancang untuk mengelabui sistem anti-rudal. Ini mungkin termasuk “beberapa lusin umpan ringan yang dibuat agar terlihat seperti hulu ledak,” kata Wright, yang bisa mengakibatkan perangkat pembunuh menargetkan objek yang salah.
Alih-alih menggunakan jalur tradisional Kutub Utara, RS-28 Sarmat dapat diluncurkan menggunakan jalur Kutub Selatan, yang hanya menghadapi 30 penangkal anti rudal-ICBM yang terbukti hanya memiliki tingkat keberhasilan 50 persen pada kondisi pengujian ideal, menurut The National Interest.
Dengan panjang 119 kaki dengan muatan sekitar 10 ton, dengan perkiraan jangkauan antara 7.000 – 11.000 mil, seluruh wilayah AS juga dengan mudah dicapai oleh Satan 2.
Putin mengklaim RS-28 Sarmat “praktis tidak memiliki batasan jangkauan” dan “tidak terganggu oleh sistem pertahanan rudal yang paling canggih sekalipun.”
Wright juga mempelajari metode lain untuk menyelinap melewati sistem pertahanan AS, termasuk sistem pendinginan hulu ledak yang bisa membingungkan sistem anti-rudal pencari panas, dan “menyamarkan hulu ledak asli agar kelihatan berbeda.”
Tapi hanya dengan mengerahkan sejumlah besar hulu ledak saja sudah cukup: Perangkat pembunuh mungkin tidak bekerja 50% setiap waktu, berdasarkan pengujian sebelumnya, dan ini adalah teknologi yang telah dikembangkan selama beberapa dekade.
Senjata lain yang dipamerkan Putin adalah rudal hipersonik Kinzhal, yang juga membuktikan ancaman yang hebat bagi AS. Putin mengatakan bahwa rudal tersebut dapat dipasang pada pesawat angkut kecepatan tinggi dan akan meluncur 10 kali lipat kecepatan suara dan bermanuver selama penjelajahan – mengatasi tidak hanya semua pertahanan anti-rudal yang ada, namun juga yang sedang dikembangkan, untuk menghancurkan target dalam jangkauan 1.242 mil dengan ledakan nuklir atau konvensional.
Torpedo nuklir Kanyon, juga dikenal sebagai Status-6 Oceanic Multipurpose System, yang dijuluki “senjata hari kiamat” dalam jurnal Nuclear Posture Review yang diterbitkan oleh Pentagon pada bulan Januari. Dokumen yang bocor dari tahun 2015 ini mengungkapkan bahwa senjata bawah air tersebut mampu membawa 100 megaton bahan peledak nuklir dan dapat menempuh jarak hingga 6.200 mil jauhnya pada kedalaman lintasan hingga 3.300 kaki, menurut BBC News.
Senjata ini kira-kira dua kali lebih kuat dari senjata nuklir paling kuat yang pernah diproduksi, Tsar Bomba berkekuatan 50 megaton, dibangun oleh Uni Soviet dan diuji coba pada tahun 1961.

Apa Yang Dimiliki AS Untuk Menandingi?

AS pada tahun 2005 menghentikan operasional rudal “Peacekeeper”, yang merupakan senjata “berkemampuan MIRV” terbesarnya (artinya, bisa menyebarkan banyak hulu ledak ke berbagai lokasi yang berbeda).


Peacekeeper
Uji coba rudal Peacekeeper menirukan hulu ledak nuklir yang turun ke Bumi
Satu rudal Peacekeeper bisa memuntahkan hingga 10 hulu ledak termonuklir, yang masing-masing memiliki peluang 50% untuk menyerang area berukuran kira-kira satu lapangan sepak bola.
Namun AS memiliki senjata berkemampuan MIRV nuklir lainnya di gudang persenjataannya hari ini.
Salah satunya adalah rudal balistik Trident II, yang diluncurkan dari kapal selam dan bisa membawa hingga selusin hulu ledak nuklir. Pilihan lainnya adalah Minuteman III ICBM, yang diluncurkan dari silo dan bisa membawa tiga hulu ledak.


trident-2
Trident II, atau rudal D-5, diluncurkan dari kapal selam kelas Ohio
Perjanjian pengendalian senjata telah menyebabkan pengurangan jumlah hulu ledak dalam persenjataan ini – Trident II membawa hingga lima, Minuteman III hanya satu – dan mengistirahatkan Peacekeeper.
Saat ini, masih ada sekitar 15.000 senjata nuklir yang digunakan, dalam penyimpanan, atau menunggu pembongkaran, dengan lebih dari 90% dipegang oleh AS dan Rusia.
Putin menekankan bahwa persenjataan baru ini tidak akan digunakan untuk tujuan ofensif.
“Kami tidak mengancam siapa pun, kami tidak akan menyerang siapapun, kami tidak akan merebut apapun dari siapapun,” katanya. “Kekuatan militer Rusia yang terus meningkat akan menjamin perdamaian global.”
Dalam sebuah konferensi pers pada hari Kamis, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Heather Nauert menanggapi pertanyaan mengenai pernyataan Putin.
“Kami tidak akan bereaksi terhadap setiap kata atau gagasan yang diungkapkan oleh pemimpin dunia,” kata Nauert. “Sangat disayangkan telah menyaksikan animasi video yang menggambarkan serangan nuklir ke Amerika Serikat. Kami tidak menganggap itu sebagai perilaku pemain internasional yang bertanggung jawab.”
Pernyataan Putin baru-baru ini merupakan jawaban dari komentar dan kebijakan yang sama panasnya yang dibuat oleh Presiden Donald Trump sebelumnya, yang menggemakan retorika yang memicu penumpukan senjata nuklir selama era Perang Dingin. “Biarlah ini menjadi perlombaan senjata. Kami akan mengalahkan mereka pada setiap lintasan dan hidup lebih lama dari mereka semua,” kata Trump Januari lalu.
“Apa yang mengecilkan hati adalah bahwa, pada akhir Perang Dingin, semua orang mencoba untuk melucuti MIRV” – atau mengurangi jumlah hulu ledak per rudal – katanya.
“Menyingkirkan hulu ledak membantu menenangkan ketegangan AS-Rusia dan mengurangi risiko serangan nuklir pendahuluan, baik disengaja maupun tidak disengaja,” kata Wright. Maka langkah Rusia untuk menggunakan senjata baru dengan banyak hulu ledak, sangat berisiko dan meningkatkan perlombaan senjata baru.
“Salah satu alasan mengapa Anda menginginkan MIRV adalah jika Anda menghadapi sistem pertahanan rudal balistik, dan Putin membicarakan hal itu,” kata Wright, sambil mengungkap bahwa AS telah membantu membangun sistem pertahanan anti-rudal Eropa dalam beberapa tahun terakhir. “Respon yang jelas adalah dengan meningkatkan kemampuan ofensif Anda.”
Dia menambahkan bahwa langkah Rusia juga seharusnya tidak mengejutkan dalam konteks sejarah: Setelah George W. Bush menarik AS dari Perjanjian Anti Rudal Balistik pada tahun 2001, seorang jenderal Rusia mengatakan kepada New York Times bahwa tindakan tersebut “akan mengubah sifat keseimbangan strategis internasional dalam membebaskan tangan-tangan dari banyak negara untuk memulai kembali penumpukan senjata.”
Pernyataan Presiden Trump yang telah menyerukan untuk melakukan perlombaan senjata baru, berdampak kecil untuk membalikkan situasi.
Bahkan, Administrasi Trump berencana untuk memperluas program modernisasi senjata nuklir era Obama. Lebih dari 30 tahun, upaya tersebut dapat membebani pembayar pajak AS lebih dari US$ 1,7 triliun dan memperkenalkan senjata nuklir “taktis” yang lebih kecil yang oleh para ahli dikhawatirkan akan menjadikan nuklir sebagai senjata yang umum.
Dan, bilamana kamu mendengar peperangan dan kabar-kabar tentang perang, janganlah ketakutan, karena seharusnyalah itu terjadi, tetapi belum kesudahannya. Sebab, bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan. Markus 13:7,8