Dengan semakin meluasnya penggunaan teknologi pengenalan wajah di kalangan penegak hukum, perusahaan iklan, dan bahkan di gereja-gereja, sekarang ini tanpa diragukan telah menjadi salah satu ancaman terbesar terhadap privasi seseorang.
Teknologi pengenalan wajah itu sendiri, dengan kemampuannya untuk mengidentifikasi seseorang hanya dengan menangkap gambar wajah mereka, telah menciptakan dampak serius terhadap kebebasan privasi seseorang. Namun baru-baru ini, para peneliti telah mendemonstrasikan bahwa meskipun gambar wajah seseorang itu kabur dan tidak jelas, sistem algoritma dapat dilatih untuk mengidentifikasi seseorang dengan mencocokkan pola pengamatan awal di sekitar wajah dan tubuh mereka.
Dalam makalah yang diunggah ke server pracetak ArXiv, para peneliti di Max Planck Institute di Saarbrücken, Jerman mendemonstrasikan metode mengidentifikasi seseorang meskipun sebagian besar foto-foto mereka tidak di-tag (diberi label) atau kabur. Sistem peneliti ini, yang mereka sebut “Sistem Pengenalan Tanpa Wajah,” melatih suatu jaringan neural terhadap serangkaian foto yang berisi wajah-wajah yang kabur maupun jelas, kemudian menggunakan kemampuannya untuk memprediksi identitas wajah-wajah yang kabur dengan meneliti kesamaan di area di sekitar kepala atau tubuh seseorang.
Akurasi sistem ini bervariasi tergantung berapa banyak wajah-wajah yang terlihat jelas tersedia dalam serangkaian foto tersebut. Bahkan meskipun hanya ada 1,25 contoh foto wajah seseorang yang terlihat jelas, sistem ini dapat mengidentifikasi wajah yang kabur dengan akurasi 69,6 persen; dan jika ada 10 contoh foto jelas dari wajah seseorang, sistem dapat mengidentifikasi hingga mencapai 91,5 persen.
Ternyata hal ini menjadi sangat sulit untuk dilakukan jika menggunakan serangkaian foto yang berasal dari “berbagai peristiwa,” atau jika faktor-faktor seperti pencahayaan dan pakaian seseorang berganti-ganti. Para peneliti menemukan bahwa ketika mengidentifikasi wajah-wajah kabur oleh kotak-kotak hitam dari berbagai peristiwa, kemampun sistem turun drastis dari 47,4 persen menjadi 14,7 persen –tapi meskipun demikian ini masih tiga kali lebih akurat dibandingkan metode “tradisional” untuk mengidentifikasi wajah-wajah kabur menggunakan prediksi buta, demikian dilaporkan para peneliti.
photos-8
Sebelumnya, Facebook telah mendemonstrasikan algoritma sistem pengenalan wajahnya yang dapat memprediksi identitas pengguna ketika mereka mengaburkan wajahnya dengan akurasi 83%, menggunakan ciri-ciri seperti postur berdiri dan bentuk tubuh mereka. Tapi peneliti Max Planck Institute mengatakan, sistem mereka adalah yang pertama kali melakukannya dengan menggunakan sistem yang dapat dilatih, yang menggunakan seluruh rentang ciri-ciri tubuh di sekitar wajah-wajah yang dikaburkan dan ditutupi kotak hitam.
facialrecog-8
“Dari sudut pandang privasi, hasil yang dilaporkan di sini seharusnya menimbulkan kekhawatiran,” tulis para peneliti. “Sangat mungkin suatu sistem yang tidak diungkapkan [kepada publik], yang mirip dengan yang digambarkan para peneliti di sini sudah beroperasi secara online. Kami percaya merupakan tanggung jawab komunitas berbagi foto online untuk menimbang, dan menyebarkan informasi mengenai dampak terhadap privasi dari foto-foto yang dibagikan oleh para pengguna secara online.”
Dengan kata lain, meskipun Anda selalu mengaburkan wajah di sebagian besar foto-foto akun Instagram atau Facebook Anda, sistem teknologi “Binatang 666” itu memiliki peluang yang memadai untuk dapat mengidentifikasi Anda selama ada satu atau dua foto wajah Anda yang benar-benar terlihat jelas.
2000 tahun yang lalu, Kitab Suci sudah menubuatkan bahwa di masa depan, teknologi Binatang 666 ini akan diberlakukan di seluruh dunia, sehingga ikon atau patung Binatang buas itu bisa mengidentifikasi setiap manusia mana pun di muka bumi, yang tidak sujud menyembah kepada ikon atau patungnya, akan dibunuh.
Wahyu 13:15
(TB) Dan kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nyawa (Yunani: pneuma; roh, jiwa, nafas, nyawa) kepada patung (Yunani: eikon) Binatang itu, sehingga patung (Yunani: eikon) Binatang itu berbicara juga, dan bertindak begitu rupa, sehingga semua orang, yang tidak menyembah (Yunani: proskuneo) patung (Yunani: eikon) Binatang itu, dibunuh.
(ILT) Dan kepadanya telah ditetapkan untuk memberikan roh (pneuma) kepada ikon Binatang buas itu, supaya ikon Binatang buas itu pun dapat berbicara, dan dia membuat sebanyak orang yang tidak menyembah (proskuneo) ikon (eikon) Binatang buas itu, agar mereka dapat dibunuh.
Kata “menyembah” dalam bahasa Yunani “proskuneo” (G4352), artinya: mencium tangannya sebagai tanda penghormatan, seperti anjing yang menjilat tangan majikannya, bersujud dengan kepala sampai ke tanah sebagai ekspresi penghormatan, berlutut atau membungkuk sebagai tanda penghormatan atau memohon sesuatu.
Kata “patung” atau “ikon” bahasa Yunaninya “eikon” (G1504), artinya: patung, figur, keserupaan, profil, citra, wujud, perwujudan, gambaran, kemiripan, persamaan, perwakilan, kesamaan.

Baca juga:

Referensi: