Laman

Jumat, 04 April 2014

MIMPI TERTINGGAL - BY BRO PIUS JOSEPH

Dalam mimpi itu, saya (Pius Joseph) baru saja bangun dari tidur. Saya menguap, akibat rasa capek yang sudah terkumpul pada hari itu. Saya berjalan keluar dan melihat ada awan padat. Tampak tebal. Guntur dan kilat terus memancarkan kilatnya ke atas bumi. Suasana ramai dengan suara hentakan kaki orang-orang yang berlarian memiliki pandangan yang berbeda. Lebih jauh ke bawah dari tempat saya berdiri, seorang pemuda dengan wajah kecewa. Meskipun saat itu berawan, semacam cahaya emas aneh meerangi bumi. Orang-orang tampaknya telah di bawa ke suatu tempat. Ke mana?! Saya tidak tahu !

“Apa? Pengangkatan telah terjadi ? Di mana saya? Bagaimana mungkin saya telah ditinggalkan?
Sangat sedikit dari kita yang tertinggal terlihat bingung! Tiba-tiba, orang-orang bersenjata dengan berbagai jenis senjata ada di mana-mana di sekitar saya. Saya berada di dalam kebingungan yang luar biasa. Ada rasa takut yang luar biasa yang meliputi saya. Saya berlari seperti atlet di olimpiade musim dingin untuk mendapatkan emas. Tapi seolah-olah usaha saya sia-sia. Tidak jauh dari tempat di mana saya terlepas, ada prajurit yang wajahnya tidak bisa saya lihat menangkap saya dan menjatuhkan saya ke tanah! Pelarian saya yang beberapa ratus meter tadi adalah sia-sia dan tidak ada gunanya. Tentara itu menangkap saya degan cepat dan mudah.

Dengan satu tangan di leher saya, dia mengangkat tangan saya yang satunya ke udara dan ada pisau besar yang muncul di tangannya yang digunakan untuk memotong. Rasa takut dengan cepat melumpuhkan seluruh sistem saraf saya. Pada saat itu, air mata saya bercampur darah. Lebih buruk lagi, prajurit itu memiliki kekuatan yang mengambil suara saya. Saya tidak bisa berbicara, tetapi hanya memandang tanpa daya ketika kepala saya hendak dipisahkan dari tubuh saya!!

Dekat dengan saya, ada sebuah petir yang memekakkan telinga disertai dengan api sedang menyambar. Pernahkah saudara menangis begitu hebat sehingga seluruh roh saudara menangis ? Seperti itulah jenis air mata darah yang mengalir di pipi saya! Penyerang saya mengarahkan pisau ke udara. Lalu dia bertanya, "Apakah kau akan menerima tanda binatang itu atau tidak? " Pertanyaannya segera memulihkan suara saya kembali. Saat saya berjuang untuk menanggapi pria ini di mana saya tidak berdaya seperti semut, saya terbangun.

KETIKA TERBANGUN, SAYA MASIH MENANGIS, SAYA MASIH MEMOHON. " TUHANKU APAKAH INI MIMPI? "
BIARLAH DIA YANG BERPIKIR DAPAT MENGERTI, BIARLAH DIA YANG MENGAMBIL PELAJARAN INI SEMAKIN KECIL KEMUNGKINAN IA TERJATUH.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar