Pada malam 21 Januari 2019, bersamaan dengan dimulainya hari raya Israel Tu B’Sh’vat, gerhana bulan akan melintasi Washington D.C., Amerika Serikat, sementara Presiden Trump akan tiba pada titik pertengahan masa jabatannya di Gedung Putih. Gerhana bulan kali ini adalah super blood moon, yang digambarkan dalam sumber-sumber Yahudi memiliki signifikansi yang kuat.
Kedudukan matahari dan bulan sebagai pembawa tanda-tanda, ditetapkan oleh Elohim sendiri seperti yang disebutkan dalam kitab Kejadian,
Kejadian 1:14 Dan Elohim berfirman, “Benda-benda penerang akan ada di cakrawala langit untuk membuat pemisahan antara siang dan antara malam, dan mereka ada untuk tanda-tanda dan untuk waktu-waktu yang ditetapkan dan untuk hari-hari dan tahun-tahun.
Pada Kalender Gregorian:
Gerhana bulan akan terlihat secara keseluruhan dari Amerika Utara dan Selatan, serta bagian-bagian Eropa barat dan barat laut Afrika, pada hari Minggu malam, 20 Januari 2019 dan pada jam-jam awal Senin dini hari, 21 Januari 2019. Malam hari itu akan menjadi supermoon ketika bulan berada pada titik perigee, titik terdekat dengan bumi pada waktu orbitnya. Pada saat itu, bulan tampak sekitar 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang daripada apogee, titik terjauhnya dari Bumi.
Ini tidak hanya akan menjadi gerhana bulan pertama di tahun 2019, tetapi juga supermoon pertama di tahun ini. Pada saat itu, kondisi-kondisi yang tepat akan terjadi untuk membuat bulan menjadi kemerahan seperti darah, istilahnya blood moon. Ini akan menjadi gerhana bulan total terakhir hingga 26 Mei 2021.
Pada Kalender Politik:
Tanggal tersebut, 21 Januari 2019, juga menandai titik pertengahan kepresidenan Donald Trump, yang terjadi persis dua tahun semenjak dia dilantik sebagai presiden ke-45 Amerika Serikat. Perlu dicatat juga bahwa Donald Trump dilahirkan pada malam hari tanggal 14 Juni 1946, dalam kurun waktu lima belas menit dari gerhana bulan total, 700 hari sebelum negara Israel didirikan. 777 hari setelah kelahiran Trump, Israel tepat berusia 77 hari. Faktor angka 7 pada Donald Trump tidak berhenti di situ saja. Donald Trump memenangkan pemilu presiden persis pada hari ketika Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menduduki kursi kepresidenannya 7 tahun, 7 bulan, dan 7 hari. Ketika Trump dilantik sebagai Presiden AS pada 20 Januari 2017, dia berusia 70 tahun, 7 bulan dan 7 hari. Dia memenangkan pemilu presiden AS dan dilantik pada tahun Ibrani 5777. Dan Trump mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel pada hari ke-77 sesudah berakhirnya tahun Ibrani 5777, dan memindahkan kedutaan besar AS ke Yerusalem sebagai hadiah ulang tahun berdirinya negara Israel yang ke-70.
Pada Kalender Yahudi:
Hari raya Tu B’Sh’vat, hari ke-15 bulan Ibrani Sh’vat, dimulai saat matahari terbenam pada hari yang sama. Dikenal sebagai tahun baru pepohonan, Tu B’Sh’vat adalah salah satu dari empat “Tahun Baru” yang disebutkan dalam Mishnah (hukum lisan).
Rabbi Mordechai Genut membahas gerhana bulan dalam bukunya Davar B’ito, panduan untuk kalender berdasarkan sumber-sumber esoterik Yahudi.
“Gerhana bulan di bulan Sh’vat adalah tanda kebangkitan aspek din (penghakiman) di dunia,” kata Rabbi Genut. “Gerhana ini akan berkuasa atas Amerika, tetapi bagi Israel, itu akan membawa chesed (kebaikan).”
Rabbi Genut menjelaskan secara khusus bagaimana penghakiman ini akan dinyatakan.
Penghakiman Dinyatakan:
“Akan ada peningkatan nyata pada gempa-gempa bumi dan gunung-gunung berapi, bahkan lebih intens daripada yang telah kita lihat pada tahun lalu,” kata Rabbi Genut. “Sama seperti gerhana adalah konflik antara matahari dan bulan untuk memerintah atas langit, akan ada konflik serupa di bumi. Ini akan memulai masa ketika pemerintahan-pemerintahan akan diseimbangkan. Beberapa pemerintahan yang tampak kuat sekarang ini akan jatuh dan yang lain-lainnya akan bangkit menggantikan mereka.“
Rabbi Genut mendasarkan ini pada sebuah ayat dalam Yesaya.
Yesaya 24:21 Dan akan terjadi pada hari itu, YAHWEH akan berperkara dengan tentara langit di tempat tinggi, dan raja-raja bumi di atas bumi.
Tafsir Yahudi terhadap Gerhana Matahari dan Bulan:
Yudaisme memiliki tradisi menafsirkan gerhana-gerhana matahari dan bulan. Dalam diskusi tentang gerhana, Talmud (Sukkot 29a) secara khusus menggambarkan gerhana matahari sebagai pertanda buruk bagi bangsa-bangsa (non Yahudi). Dan bahkan, gerhana matahari total yang melintasi benua Amerika Serikat pada Agustus 2018 menghantarkan musim badai paling menghancurkan dalam sejarah AS.
Sumber yang sama dalam Talmud menjelaskan bahwa gerhana bulan adalah pertanda buruk bagi Israel karena Israel secara spiritual diwakili oleh bulan dan kalender Ibrani ditentukan oleh siklus bulan. Jika selama gerhana bulan, bulan tampak merah, seperti gerhana blood moon yang akan datang, Talmud menyatakan bahwa ini adalah pertanda bahwa peperangan besar akan datang ke dunia.
Pada bagian akhir yang menjelaskan pertanda-pertanda yang terkandung dalam gerhana, Talmud menyatakan pengecualian: “Ketika Israel melakukan kehendak Tuhan, mereka tidak perlu takut terhadap semua ini,” mengutip Nabi Yeremia sebagai sumber.
Yeremia 10:2 Beginilah YAHWEH berfirman, “Janganlah kamu mempelajari kelakuan bangsa-bangsa, dan janganlah gentar akan tanda-tanda di langit, sekalipun bangsa-bangsa digentarkan olehnya.
Rabbi Yosef Berger, rabbi Makam Raja Daud di Yerusalem, mengaplikasikan ajaran dalam Talmud ini pada situasi geopolitik saat ini.
“Itu bukan berarti bahwa penghakiman buruk yang dilambangkan oleh gerhana bulan menghilang begitu saja,” kata Rabbi Berger. “Itu hanya dialihkan kepada musuh-musuh kita. Dalam hal ini, peperangan dan malapetaka akan menimpa musuh-musuh kita. Dengan memilih untuk menjadi musuh-musuh kita, bangsa-bangsa Arab telah membawa malapetaka yang mungkin akan menimpa Israel, jatuh ke atas diri mereka sendiri.“
“Ini secara khusus benar demikian ketika gerhana bulan jatuh pada Tu B’Sh’vat, suatu hari di mana hanya kebaikan yang bisa terjadi pada Israel.”
Rabbi Yekutiel Fish, yang dikenal di Israel sebagai penulis blog Torah “Sod Ha’Chashmal,” membenarkan hubungan antara Tu B’Sh’vat dan “super blood moon”, menjelaskan arti penting untuk gerhana bulan ini di dalam istilah-istilah Kabbalah (spiritual Yahudi).
Rabbi Fish berpendapat, ini bukan pertanda baik bagi negara-negara Arab yang bertetangga dengan Israel.
“Itu pertanda buruk bagi mereka, karena Islam bergantung sepenuhnya pada kalender lunar,” tambahnya.
Dan kejadian langka ini bisa memicu perang dan turbulensi di bumi, menurut seorang peneliti terkemuka dari tanda-tanda astronomis dan bagaimana mereka berinteraksi dengan Kitab Suci.

Blood Moon Ketiga dan Datangnya Penunggang Kuda Merah

Super Blood Moon pada 21 Januari 2019 ini adalah rangkaian ketiga atau yang terakhir dari serangkaian blood moon, yang bertepatan dengan tanggal-tanggal khusus dalam kalender Alkitab:
  • Blood moon pertama terjadi pada 31 Januari 2018, bertepatan dengan Tu B’Sh’vat (hari ke-15 bulan Sh’vat) 5778
  • Blood moon kedua terjadi pada 27 Juli 2018, bertepatan dengan Tu B’Av (hari ke-15 bulan Av) 5778
  • Blood moon ketiga akan terjadi pada 21 Januari 2019, juga bertepatan dengan Tu B’Sh’vat (hari ke-15 bulan Sh’vat) 5779
blood-moon
Pastor Mark Biltz dari El Shaddai Ministries, penulis “God’s Day Timer,” berpendapat tanggal-tanggal tertentu dalam kalender Alkitab yang terlibat ini menunjukkan bahwa Elohim mengirimkan sebuah pesan penting.
“Ini adalah tanggal Alkitab yang sangat penting, dan sekarang kita menyaksikan dua ‘blood moon’ yang saling berurutan pada tahun 2018 dan 2019 tepat pada Tu B’Sh’vat,” katanya. “Ini menakjubkan secara profetik karena ada bagian Kitab Suci di mana Zakharia menerima wahyu seekor kuda merah yang diberikan pedang besar untuk mengambil damai sejahtera dari Bumi. Dan ini terjadi pada bulan Sh’vat!”
Pastor Mark Biltz lalu menunjukkan bagian Alkitab dari kitabZakharia 1:7-11 yang berbunyi:
Pada hari kedua puluh empat bulan kesebelas, yaitu bulan Sh’vat, dalam tahun kedua pemerintahan Darius, datanglah firman YAHWEH kepada Nabi Zakharia anak Berekhya anak Ido, dengan mengatakan: Malam itu aku melihat, dan tampaklah seseorang yang menunggang kuda merah, dan dia sedang berhenti di antara pohon-pohon kemenyan yang ada di ngarai; dan di belakangnya ada kuda-kuda merah, coklat kemerah-merahan, dan putih. … Lalu mereka menjawab malaikat YAHWEH yang berhenti di antara pohon-pohon kemenyan itu, dan berkata, “Kami telah berjalan mengelilingi bumi, dan tampaklah seluruh bumi tetap aman dan tenang.”
“Tidak mengherankan, Zakharia bertanya tentang ini semua, dan dia menerima beberapa pewahyuan menakjubkan dari seorang malaikat yang berdiri di dekatnya,” kata Biltz menjelaskan. Dalam ayat 12, kita diberi tahu, “Lalu malaikat Tuhan menjawab dan berkata, “Ya, YAHWEH Tsebaot, sampai kapankah Engkau tidak berbelaskasihan kepada Yerusalem dan kepada kota-kota Yehuda yang telah Engkau murkai selama tujuh puluh tahun ini?”“
Biltz berpendapat bahwa pesan ini sangat penting bagi orang-orang yang hidup zaman ini.
“Apakah Anda melihat pola yang menakjubkan?” tanyanya. “Penglihatan kuda-kuda ini adalah keempat kuda dari kitab Wahyu. Dan penglihatan ini berlangsung pada akhir periode 70 tahun yang diberikan kepada Israel.” Perlu dicatat bahwa Israel tahun 2018 ini merayakan ulang tahunnya yang ke-70.
Mark Biltz melanjutkan dengan berpendapat, “Apa yang diungkapkan adalah bahwa kuda merah peperangan akan segera dilepaskan, dan bulan-bulan ini mengabarkan kedatangannya. Sekali lagi, saya tidak memprediksi apapun akan terjadi pada hari gerhana bulan itu sendiri. Sebaliknya, saya menduga perang akan pecah di antara dua ‘blood moon’ yang terjadi dalam setahun terpisah pada Tu B’Sh’vat.”
Referensi dari kitab Wahyu yang dikaitkan Pastor Mark Biltz dengan penglihatan kuda merah Zakharia pada bulan Sh’vat, berbicara tentang penunggang kuda merah penghakiman (din), yang kepadanya dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi, dan juga supaya penduduk bumi saling membunuh satu sama lain, yang oleh para pengamat nubuatan Alkitab dikaitkan dengan peperangan.
Wahyu 6:3 Dan keluarlah kuda yang lain berwarna merah api. Dan kepada dia yang menunggang di atasnya telah dikaruniakan kepadanya untuk mengambil damai dari bumi, juga agar mereka saling membunuh seorang terhadap yang lain, dan kepadanya telah diberikan pedang yang besar.
Mark Biltz mendorong orang-orang Kristen untuk memiliki kalender Elohim atau kalender Alkitab, dan belajar menafsirkan tanda-tanda zaman. “Ini bukan hanya tentang apa yang sedang terjadi di langit, ini tentang kapan peristiwa-peristiwa itu akan terjadi. Dan korelasi antara ‘blood moon’ dengan peristiwa-peristiwa historis di Timur Tengah yang sejajar dengan tanggal-tanggal tertentu yang tercantum dalam Alkitab seharusnya membuat semua orang percaya untuk membereskan hubungan mereka dengan Elohim sesegera mungkin.”