Oleh Pius Joseph:
Suatu hari yang cerah dan seluruh bumi tampaknya menjadi suatu tempat yang ramai dari bermacam kegiatan.
Aku dan saudara perempuanku, memberitakan kepada orang-orang untuk bertobat dari dosa-dosa mereka karena Mesias akan datang. Saat kami sedang berkhotbah, orang-orang menyerang
adik dan mulai menyerangnya secara sexual. Dan ketika aku mencoba untuk menyelamatkannya dari cakar-cakar mereka, tongkat-tongkat menghujaniku secara bersamaan. Ketika mereka sedang memukul dan melecehkan kita, sangkakala terdengar.
Penyerang kami mengangkat kepala mereka dan melihat adegan yang paling megah yang pernah terjadi.
Keindahan awan itu sendiri sebagai lantai mereka. Tuhan Yesus sendiri dengan banyak sekali malaikat tak terhitung banyaknya berada di awan.
Orang-orang kudus, semua dihiasi dalam pakaian putih bercahaya dan menyanyikan lagu merdu yang belum pernah dinyanyikan di bumi. Tuhan menggerakkan tangannya dan keheningan sejenak di awan. Kemudian seorang malaikat perkasa meniup sangkakalanya.
Ketika penyerang kami melihat ke bawah, kami tidak ada lagi. Kami telah diangkat.
Sukacitaku tak terbendung. Air mata mengalir tak berhenti dimataku. "Oh kematian", aku berteriak, "dimanakah sengatmu." Aku berjalan di tengah-tengah orang-orang kudus dengan kemuliaannya memancar terus menerus membasuhku.
Aku melihat dan tampak banyak kenalan yang telah kukenal. Kami saling berpelukan. Ini adalah hal yang paling indah yang pernah terjadi kepadaku.
Adegan segera berubah ke bumi. Aku melihat bagaimana bumi menjadi bingung. Orang-orang sedang berlarian diselimuti ketakutan. Banyak dari mereka mulai mengakui dosa-dosa mereka dan meminta belas kasihan Tuhan.
Seolah-olah perang pecah di seluruh dunia. Setan-setan mulai menghadang manusia. Mereka menangkap begitu banyak orang dan menempatkan rantai-rantai di leher dan tangan mereka.
Lainnya terbunuh. Begitu banyak pendeta-pendeta di antara para tawanan. Mereka yang menolak tanda binatang ditanam pada mereka dibunuh dengan kejam.
Aku melihat seorang pendeta yang terkenal di bumi yang tidak terangkat (rapture) menolak tanda binatang. Apakah anda akan menerima tanda binatang??"
Setan-setan menggeram. Dia menggeleng menolak. Mereka memotong dua ibu jarinya.
Setan-setan tampaknya begitu memperoleh kesenangan dengan apa yang mereka sedang lakukan. "Akan menerima tanda binatang?" Setan-setan membentaknya. Dia menggelengkan kepalanya tidak setuju. Mereka memotong semua lima jari di kakinya. Dia meratap.
Setelah mereka menekan pendeta ini untuk menerima tanda binatang tetapi gagal, mereka melemparkan pendeta itu ke dalam tangki besar berisi asam. Di sana ia meratap dan meninggal.
Aku melihat penderitaan lain yang mematikan dari tekanan untuk menerima tanda binatang. Di sana aku melihat bagaimana tangan orang-orang diamputasi dengan parang. Darah membanjiri seluruh tanah. Sebagian besar orang di sana setelah tangan mereka putus, mereka menerima tanda binatang.
Aku melihat bahwa peringatan-peringatan dari Tuhan bagi kita untuk mempersiapkan pengangkatan adalah sungguh benar.
Sekarang berapa banyak banyak orang-orang percaya telah menemukan diri mereka diantara mereka yang tertinggal pengangkatan.
Segumpal asap naik ke udara.
Bau daging terbakar sangat menyengat di dalam lubang hidungku.
Aku melihat berapa banyak orang yang dibakar hidup-hidup. Sangat lambat, sedang disiksa kematian.
Yang lain, seperti makanan di atas api diseret ke dalam panci air dan direbus sampai mati.
DARI PENGLIHATAN ITU, YESUS BERKATA KEPADAKU:
"Itu sebabnya aku tidak ingin ada orang kudus yang tertinggal.
Aku peringatkan sekarang mari umatKu dengarkan Aku."
Diterjemahkan oleh : http://mannadelivery.blogspot.co.id/
Diterjemahkan oleh : http://mannadelivery.blogspot.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar