Saya melesat menuju ke Tuhan Yesus yang jubahNYA seperti baru saja direndam di dalam Darah." Jangan memegang anakKU." Saya melepaskanNYA dan jatuh ke tanah dengan pilu menyaksikanNYA karena darah mengalir dari kepala membasahiNYA sampai tanah. Yesus berkata, "Kau dan saudaramu dapat membuat darah mengalir yang ini untuk berhenti jika kau memutuskan untuk hidup kudus dan berhenti berdosa." Kata-katanya menyengat hati saya dengan kesedihan. Jadi "kitalah" yang menyebabkan darah ini mengalir tak henti-hentinya. Saya tidak bisa menangis karena air mata merupakan ekspresi yang masih tidak memadai rasa hancur yang terus-menerus berkeliaran di hati saya. "Ampuni kami oh Tuhan dan mbantu kami melalui RohMU agar tidak mendukakan Engkau. Doa ini segera dijawab. Tampilan Yesus berubah mengenakan jubah yang sangat putih. DIA memberikan tangannya kepada dan kemudian kita naik ke udara. Saya melihat bahwa kami ada di Afrika Selatan.
Kami mendarat di rumah seorang saudari yang saya kenal cukup baik dan juga merupakan saudari yang sangat dekat dengan saya di facebook : ''LILLIAN DIVINE HERIMBI.'' Dia sedang tidur di tempat tidurnya. Ada dua malaikat berdiri di tempat tidurnya menjaganya. Para malaikat membungkuk saat melihat Yesus. Yesus berbicara kepada rohnya (roh Lillian) dan dia datang untuk bertemu kita mengenakan jubah putih dengan biola ada di tangannya. Dia membungkuk dan mengambil posisi seimbang di lututnya. Penuh cinta kasih dia mulai memainkan biolanya. Saat ia bermain, langit terbuka dan malaikat turun ke dalam ruangan. Mereka bersujud ke lantai dalam penyembahan yang paling manis yang pernah diberikan kepada YESUS. Saat aku melihat semua ini memakan ibadah, aku berkata dalam hati : "Saya harus belajar bagaimana memainkan biola karena saya melihat para malaikat turun ke tempat ini." Mengetahui pikiran saya, Yesus berkata : "Pius, malaikat-malaikat datang ke sini bukan karena dia(Lillian) bermain biola, tapi untuk menyembahKU." Lambat laun irama biola mulai berhenti dan menghentikan musik. Saudari Lillian Divine Herimbi tertawa kecil kepada kami. Dia juga terpesona dan menikmati penyembahan itu. Yesus menunjuk kepada tubuh jasmaninya dan rohnya masuk ke dalam tubuhnya.
Kami segera naik ke udara dan kita melambung ke Amerika Serikat. Siapakah yang kita kunjungi : CARLENE GRACE. Ia juga dalam kondisi tidur nyenyak ketika kita masuk ke kamarnya. Saya melihat 15 malaikat di kamarnya. "Mengapa ada 15 malaikat di sini?" tanya saya. "Setiap orang kudus dilindungi berdasarkan pada karya yang dia lakukannya. Semakin besar serangan terhadap Kerajaan kegelapan melalui memenangkan jiwa, semakin besar pula serangan terhadap orang-orang Kudus dari Kerajaan kegelapan. Tentu saja, semakin besar jumlah malaikat yang butuhkan untuk melindungi orang kudus ini." Yesus melanjutkan, "Pius, AKU menunjukkan kepadamu ini sehingga umatKU tahu bahwa AKU sangat memiliki keinginan yang besar dalam perlindungan mereka." Saya melihat beberapa malaikat membawa pedang yang menyala. Saya bertanya-tanya seperti anak kecil, setan mana yang bisa masuk ke sini dan dan dapat keluar hidup-hidup.
Lagi, kami mulai terbang dari Amerika Serikat sampai kami kembali ke Jos-Nigeria: Rumah Teena OBI. Ada 8 malaikat menjaganya. Kami masuk ke dalam kamar anaknya. Ada tiga malaikat yang menjaga anaknya, Chuchu. Malaikat keempat asyik bermain piano. Saya bertanya, "mengapa kamu bermain piano? " Malaikat itu menjawab, "kita mengajarinya cara bermain piano." Yesus mengantar saya ke kursi untuk bermain piano. Saya pikir, saya tidak pernah bermain piano sebelumnya. Tapi saat saya duduk, saya bermain seperti seorang yang sudah ahli dan segera malaikat mulai turun dan menyembah Yesus. Penyembahan membawa saya keluar dari bumi ke surga. Saya berada di lautan kaca di hadapan BAPA sambil bermain piano untuk menyenangkanNYA. Saya dikembalikan kembali ke kamar yang sama. Saya bertukar tempat duduk dengan malaikat sambil terus merangkai permainan piano. Seberkas cahaya berkelebat dari surga. Semua malaikat bersujud kecuali Yesus yang berdiri. Seberkas cahaya meliputi saya dan membawa saya jauh ke awan. Itu adalah semacam impartasi yang tak dapat dimengerti yang dilakukan oleh Bapa sendiri. Suaranya seperti suara gelombang laut yang terdengar luar biasa, "kau akan menggunakan musik untuk memujiKU Pius, hambaKU. AKU akan mengajarimu bagaimana untuk menyanyikan lagu-lagu dari takhta, yang mana hanya malaikat sendiri yang tahu bagaimana menyanyikannya."
"Ini waktunya untuk kembali", kata Yesus, setelah seberkas cahaya membawa saya ke bawah. "Terima kasih atas penglihatan ini Bapa." Saya mengucapkan syukur kepada Yesus. "Apakah kau menyukainya?", tanyaNYA. Saya tertawa seperti seorang anak, " Sangat..sangat menyukainya Daddy. Saya begitu sangat menyukainya."
"Oke, tuliskan ini untuk umatKU." Saya memperhatikan bahwa saya masih berada dalam kondisi bersujud di lantai dalam doa. Saya telah mendapat perjumpaan ini dalam Roh.
-Disampaikan Oleh Pius Joseph
Kami mendarat di rumah seorang saudari yang saya kenal cukup baik dan juga merupakan saudari yang sangat dekat dengan saya di facebook : ''LILLIAN DIVINE HERIMBI.'' Dia sedang tidur di tempat tidurnya. Ada dua malaikat berdiri di tempat tidurnya menjaganya. Para malaikat membungkuk saat melihat Yesus. Yesus berbicara kepada rohnya (roh Lillian) dan dia datang untuk bertemu kita mengenakan jubah putih dengan biola ada di tangannya. Dia membungkuk dan mengambil posisi seimbang di lututnya. Penuh cinta kasih dia mulai memainkan biolanya. Saat ia bermain, langit terbuka dan malaikat turun ke dalam ruangan. Mereka bersujud ke lantai dalam penyembahan yang paling manis yang pernah diberikan kepada YESUS. Saat aku melihat semua ini memakan ibadah, aku berkata dalam hati : "Saya harus belajar bagaimana memainkan biola karena saya melihat para malaikat turun ke tempat ini." Mengetahui pikiran saya, Yesus berkata : "Pius, malaikat-malaikat datang ke sini bukan karena dia(Lillian) bermain biola, tapi untuk menyembahKU." Lambat laun irama biola mulai berhenti dan menghentikan musik. Saudari Lillian Divine Herimbi tertawa kecil kepada kami. Dia juga terpesona dan menikmati penyembahan itu. Yesus menunjuk kepada tubuh jasmaninya dan rohnya masuk ke dalam tubuhnya.
Kami segera naik ke udara dan kita melambung ke Amerika Serikat. Siapakah yang kita kunjungi : CARLENE GRACE. Ia juga dalam kondisi tidur nyenyak ketika kita masuk ke kamarnya. Saya melihat 15 malaikat di kamarnya. "Mengapa ada 15 malaikat di sini?" tanya saya. "Setiap orang kudus dilindungi berdasarkan pada karya yang dia lakukannya. Semakin besar serangan terhadap Kerajaan kegelapan melalui memenangkan jiwa, semakin besar pula serangan terhadap orang-orang Kudus dari Kerajaan kegelapan. Tentu saja, semakin besar jumlah malaikat yang butuhkan untuk melindungi orang kudus ini." Yesus melanjutkan, "Pius, AKU menunjukkan kepadamu ini sehingga umatKU tahu bahwa AKU sangat memiliki keinginan yang besar dalam perlindungan mereka." Saya melihat beberapa malaikat membawa pedang yang menyala. Saya bertanya-tanya seperti anak kecil, setan mana yang bisa masuk ke sini dan dan dapat keluar hidup-hidup.
Lagi, kami mulai terbang dari Amerika Serikat sampai kami kembali ke Jos-Nigeria: Rumah Teena OBI. Ada 8 malaikat menjaganya. Kami masuk ke dalam kamar anaknya. Ada tiga malaikat yang menjaga anaknya, Chuchu. Malaikat keempat asyik bermain piano. Saya bertanya, "mengapa kamu bermain piano? " Malaikat itu menjawab, "kita mengajarinya cara bermain piano." Yesus mengantar saya ke kursi untuk bermain piano. Saya pikir, saya tidak pernah bermain piano sebelumnya. Tapi saat saya duduk, saya bermain seperti seorang yang sudah ahli dan segera malaikat mulai turun dan menyembah Yesus. Penyembahan membawa saya keluar dari bumi ke surga. Saya berada di lautan kaca di hadapan BAPA sambil bermain piano untuk menyenangkanNYA. Saya dikembalikan kembali ke kamar yang sama. Saya bertukar tempat duduk dengan malaikat sambil terus merangkai permainan piano. Seberkas cahaya berkelebat dari surga. Semua malaikat bersujud kecuali Yesus yang berdiri. Seberkas cahaya meliputi saya dan membawa saya jauh ke awan. Itu adalah semacam impartasi yang tak dapat dimengerti yang dilakukan oleh Bapa sendiri. Suaranya seperti suara gelombang laut yang terdengar luar biasa, "kau akan menggunakan musik untuk memujiKU Pius, hambaKU. AKU akan mengajarimu bagaimana untuk menyanyikan lagu-lagu dari takhta, yang mana hanya malaikat sendiri yang tahu bagaimana menyanyikannya."
"Ini waktunya untuk kembali", kata Yesus, setelah seberkas cahaya membawa saya ke bawah. "Terima kasih atas penglihatan ini Bapa." Saya mengucapkan syukur kepada Yesus. "Apakah kau menyukainya?", tanyaNYA. Saya tertawa seperti seorang anak, " Sangat..sangat menyukainya Daddy. Saya begitu sangat menyukainya."
"Oke, tuliskan ini untuk umatKU." Saya memperhatikan bahwa saya masih berada dalam kondisi bersujud di lantai dalam doa. Saya telah mendapat perjumpaan ini dalam Roh.
-Disampaikan Oleh Pius Joseph
Tidak ada komentar:
Posting Komentar