Para aktivis Yahudi yang berusaha membangun kembali Bait Suci di Yerusalem akan melakukan upacara pengorbanan domba Paskah di sebuah taman di dekat Gunung Bait Suci.
Upacara ini diperkirakan akan memicu oposisi dan protes dari Waqf Islam, yang diizinkan pemerintah Israel mengatur kunjungan dan aktivitas di Gunung Bait Suci, yang dikenal umat Islam sebagai Al-Haram Asy-Syarif atau “tanah suci yang mulia”.
Upacara pengorbanan tahun ini dijadwalkan berlangsung lebih dekat ke Gunung Bait Suci dari ritual sebelumnya, yang diadakan di Bukit Zaitun, di seberang lembah.
Para aktivis Gunung Bait Suci, yang beberapa di antaranya terlibat dengan upacara kurban Paskah ini, mendesak untuk pembangunan kembali Bait Suci Yahudi sesuai dengan nubuatan Alkitab.
Ketegangan karena aktivitas Yahudi di Gunung Bait Suci telah menyebabkan ledakan kekerasan di masa lalu antara Israel dengan Palestina.
Keluaran 12:21 (ILT) Dan Musa menyatakan kepada semua tua-tua Israel, dan berkata kepada mereka, “Pilihlah dan ambillah bagimu kawanan domba menurut kaum-kaummu, dan sembelihlah Paskah itu.
“Bangsa Yahudi diwajibkan Torah untuk membawa korban Paskah sekarang ini dan kegagalan untuk melaksanakannya merupakan salah satu dosa paling buruk,” ditegaskan Rabbi Chaim Richman, ahli Bait Suci dan Direktur Internasional dari Temple Institute, dalam salah satu videonya yang paling kontroversial. Tidak ada otoritas rabbi yang membantah hal ini, dan semuanya bersiap untuk menjadikan mimpi 2.000 tahun bangsa Yahudi terwujud.
Alasan paling kuat, adalah bahwa Torah secara khusus menyatakan mitzvah (perintah Torah) ini sebagai perintah yang bersifat kekal.
Keluaran 12:24 (ILT) Dan kamu harus memelihara hal ini sebagai ketetapan bagimu dan bagi anak-anakmu sampai selamanya (Ibrani: olam).
Hanya ada dua mitzvot yang bila tidak dipatuhi, akan menerima hukuman paling berat yang diamanatkan oleh Torah, yakni karath (diputuskan dari komunitas, atau dikucilkan). Mitzvot itu adalah: brit milah (sunat) dan korban Pesach (korban Paskah).
Bilangan 9:13 (ILT) Namun, orang yang tahir dan tidak sedang dalam perjalanan, dan dia gagal merayakan Paskah, orang itu haruslah dilenyapkan (Ibrani: karath; dikerat, dipotong, dipisahkan, dibunuh, dimusnahkan) dari antara bangsanya karena dia tidak membawa persembahan YAHWEH pada waktu yang telah ditetapkan (Ibrani: mo’ed); orang itu akan menanggung dosanya.
Meskipun ada berbagai masalah hukum Yahudi, seperti kenajisan ritual, tidak adanya imam besar, dan tidak adanya mezbah, orang-orang Yahudi masih diharuskan untuk membawa kurban.
“Hari ini, dalam situasi ini, semua ini benar-benar bisa dilakukan,” kata Rabbi Richman menyimpulkan. “Mari kita serius memenuhi kewajiban kekal kita.”

Membawa Kurban Paskah

Meneguhkan panggilan Rabbi Richman untuk menjalankan kembali pengorbanan resmi, Rabbi Hillel Weiss, juru bicara Sanhedrin, menyatakan bahwa tidak ada otoritas Torah yang memerintahkan sebaliknya.
“Aku terkejut masalah ini masih muncul,” kata Rabbi Weiss. “Ini telah diselesaikan hukum Yahudi lebih dari seratus tahun yang lalu, ketika diputuskan bahwa keharusan ini masih ada.”
Meskipun tidak dilaksanakannya mitzvah penting ini mendatangkan hukuman berat, Rabbi Weiss menjelaskan bahwa karena orang-orang Yahudi sedang dihalang-halangi untuk menjalankan mitzvah, menurut hukum Yahudi, orang-orang Yahudi terbebaskan dari penghukuman.
“Semua Israel harus menerima penghukuman,” kata Rabbi Weiss. “Tapi karena mereka sedang dihalang-halangi, bertentangan dengan kehendak mereka, penghakiman tersebut tidak akan mengenai mereka.”
Dalam hal ini, kurban dihentikan oleh pemerintah Israel. Polisi Yerusalem baru-baru ini menolak petisi Sanhedrin untuk menjalankan pengorbanan Paskah di Davidson Center, sebuah taman arkeologi yang berdekatan dengan Tembok Barat. Area ini tidak memiliki arti penting bagi Islam, namun polisi khawatir bahwa pelaksanaan kembali upacara terbuka di Bait Suci ini akan memicu kekerasan Islam.
Orang yang bertanggung jawab untuk menyiapkan Bukit Bait Suci untuk pelaksanaan upacara pengorbanan adalah Yaakov Hayman, kepala organisasi Sahabat Bait Suci. Dia menyatakan bahwa segala sesuatu sudah siap untuk menjalankan upacara pengorbanan Paskah.
“Jika pemerintah memberi kami izin 24 jam di muka, itu memang sulit tapi aku yakin kami akan menemukan cara untuk mewujudkannya,” kata Hayman. “Kesulitan utama adalah bahwa mezbah harus dibangun dari batu-batu yang benar di tempat yang benar.”
Hayman menyebutkan bahwa batu-batu untuk mezbah tidak boleh digali, atau dipahat dengan peralatan besi.
Keluaran 20:25 (ILT) Dan jika engkau membuat bagi-Ku sebuah mezbah dari batu-batu, janganlah membangunnya dari batu pahat, karena jika engkau mengayunkan peralatanmu padanya, maka engkau sudah mencemarinya.
“Aku sedang mengerjakan proyek pengumpulan batu-batu dan pememberian nomor kepada mereka sehingga mereka dapat disusun dengan cepat, dalam waktu satu jam,” kata Hayman. “Meskipun ini tidak akan siap tahun ini. Senin (14 Nisan, 10 April 2017) adalah hari ketika kurban harus dibawa, dan tampaknya tidak mungkin, tapi untuk tahun depan, kita pasti mempersiapkannya.”
Upacara kurban Paskah telah dilakukan setiap tahun selama 15 tahun terakhir, permulaannya diadakan sebagai acara semi-bawah tanah di mana seekor domba dikurbankan menjelang Paskah. Namun sekarang, pelaksanaan kembali upacara merupakan peristiwa paling penting tahun ini bagi aktivis Gunung Bait Suci.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah kota mendukung acara tersebut, dan seorang inspektur dari layanan hewan turun tangan untuk mengawasi. Ratusan orang, termasuk anggota Knesset, para rabbi dan tokoh masyarakat lainnya menghadiri.
Upacara tahun ini dilaksanakan pada saat negara-negara Arab tetangga, atas nama Otoritas Palestina, sedang bersiap mengirimkan resolusi lain kepada UNESCO untuk menentang kedaulatan Israel atas seluruh kota Yerusalem.
Sebuah rancangan resolusi, yang diperoleh para pejabat Israel, menyatakan bahwa
“setiap tindakan yang dilakukan Israel, Kekuasaan Pendudukan, untuk memaksakan hukum-hukumnya, yurisdiksi, dan administrasi atas Kota Yerusalem, adalah ilegal dan karena itu batal demi hukum dan tidak memiliki validitas apa pun.”
Resolusi tersebut, yang direncanakan untuk divoting pada 1 Mei, diajukan oleh Aljazair, Mesir, Lebanon, Marokko, Oman, Qatar dan Sudan. Ini bukan pertama kalinya resolusi UNESCO menolak mengakui kedaulatan Israel atas Yerusalem timur, tapi ini adalah pertama kalinya negara-negara Arab menantang kekuasaan Israel atas seluruh kota Yerusalem.